Anak usia dini mengacu pada anak-anak antara usia 0 dan 6 tahun, dimana pertumbuhan dan perkembangan yang lebih cepat dan mendasar terjadi pada beberapa tahun pertama kehidupan. Perkembangan di sini merujuk pada suatu proses yang bergerak ke arah menjadi lebih sempurna dan tidak mudah terulang kembali.
Oleh karena itu, kualitas tumbuh kembang anak di masa depan sangat ditentukan oleh dukungan yang diterimanya sejak dini. Delapan puluh persen pertumbuhan otak anak terjadi pada masa kanak-kanak, sehingga stimulasi pendidikan sangatlah penting. Dan elastisitas perkembangan otak pada anak usia dini lebih besar sejak lahir hingga usia 8 tahun, dengan 20% sisanya ditentukan selama sisa hidup setelah masa bayi. Jenis stimulasi yang diberikan kepada harus sesuai dengan tingkat perkembangan.
Anak dilahirkan dengan kepribadian uniknya masing-masing dan hal inilah yang membedakan seseorang dengan yang lainnya. Oleh karena itu, pemberian rangsangan dan kemampuan menangkap serta menerima segala pembelajaran berbeda-beda pada setiap anak, dan segala sesuatu yang sudah ada pada diri orang tersebut pun berbeda-beda untuk memungkinkan anda menjalankan proses berpikir secara kreatif dan produktif, secara mandiri. Dalam hal ini, anak memerlukan program dan kegiatan pendidikan yang dapat membuka kemampuan terpendam tersebut melalui kegiatan pembelajaran bermakna sejak dini.
Baik sebagai guru ataupun orang tua, kita perlu membimbing anak kita untuk memahami berbagai hal tentang dunia dan isinya. Penting juga untuk mendidik siswa untuk memahami berbagai fenomena alam dan menerapkan keterampilan yang diperlukan untuk bertahan hidup di masyarakat. Interaksi anak dengan benda dan orang lain diperlukan agar ia dapat mengembangkan budi pekerti, budi pekerti luhur, dan akhlak.
Pengertian perkembangan kognitif anak usia dini mengacu pada cara anak berpikir, mengeksplorasi, memahami, dan memecahkan masalah. Perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan pemecahan masalah yang membantu anak-anak memahami dunia di sekitar mereka. Perkembangan kognitif adalah ketika anak berpikir, menemukan, dan mengeksplorasi lebih luas. Dukunga orang tua pada masa perkembangan penuh ini mempunyai dampak yang signifikan terhadap masa depan anak. Kemampuan kognitif membantu mengembangkan kemampuan berpikir rasional seseorang. Contoh kegiatan atau kegiatan yang memerlukan keterampilan kognitif adalah belajar.
Perkembangan kognitif pada anak usia dini merupakan proses penting yang melibatkan kemampuan anak dalam memahami, mengolah informasi, dan memecahkan masalah. Berbagai cara untuk meningkatkan perkembangan kognitif pada anak usia dini termasuk menebak gambar, bernyanyi, dan menggunakan permainan edukatif. Selain itu, penggunaan metode bernyanyi juga terbukti efektif meningkatkan kemampuan kognitif anak usia dini, seperti pengenalan huruf dan angka. Selain itu, penggunaan peralatan bermain edukatif seperti : Balok juga membantu anak mengembangkan berbagai keterampilan, termasuk keterampilan kognitif.
Lalu bagaimana kita bisa meningkatkan perkembangan kognitif anak?
Interaksi aktif antara orang tua dengan anak dapat juga mendorong perkembangan kognitif anak. Contoh: anda bisa berbincang dengan bayi anda dan sebutkan benda-benda yang berada di lingkungan rumah. Lalu, pindahkan bayi dari tempa satu ke tempat lain. Anda juga dapat memutar music anak-anak atau bernyanyi dan membaca sebuah buku untuk anak anda. Anda dapat memperhatikan dimana anak anda memiliki ketertarikan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Misalnya, anak Anda menyukai binatang.
Sebagai orang tua, anda bisa mengajaknya ke kebun binatang atau taman binatang Jika anak kecil tertarik pada sesuatu dan banyak bertanya, jawablah pertanyaan yang diajukan anak anda. Selain itu, anda dapat melakukan sensoring terhadap anak anda misalnya, berikan rangsangan pada anak dengan memberi air, pasir, dan slime. Pada saat itu terjadi, anak dapat membedakan bahwa tekstur air itu cair, tekstur pasir itu padat namun halu, dan tekstur slime itu lembek dan lengket. Lalu kita juga menyedeiakan 3 wadah air yang sudah di beri pewarna, merah, biru dan hitam, Lalu kita menyediakan kertas sesuai warna tersebut, kita juga dapat menyuruh anak kita meletakkan kertas warna sesuai warna air.
Perkembangan sosial emosional pada anak usia dini mengacu pada kemampuan anak untuk mengelola dan mengekspresikan emosi positif dan negatif secara penuh. Anak juga dapat belajar aktif dengan berinteraksi dengan teman sebayanya dan orang dewasa serta menjelajahi lingkungan sekitarnya. Faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial pada anak usia dini : Faktor biologis (temperamen, pengaruh genetik) Faktor lingkungan (ekonomi, sosial, budaya, tempat tinggal) Faktor hubungan (orang tua, keluarga, kolega, orang lain).