Lihat ke Halaman Asli

Rania Belva

Mahasiswa Profesi Kedokteran

KKN-PPM UGM 2024 Galakkan Pencegahan Penyakit Tidak Menular dengan Pemanfaatan Tanaman Hasil Hidroponik

Diperbarui: 19 Mei 2024   21:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Rania Belva Syafitri (2024)

Penyakit tidak menular semakin menjadi momok sektor kesehatan di Indonesia. Saat ini, Indonesia memiliki double burden, di mana penyakit infeksius seperti tuberculosis dan demam berdarah dengue masih memiliki prevalensi tinggi namun perubahan gaya hidup yang semakin sedenter mendorong peningkatan prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia.

Salah satu penyebab peningkatan tersebut adalah pola makan yang tidak sehat. Pola makan rendah sayuran hijau dan tinggi lemak dan gula menjadi pendorong berbagai macam penyakit tidak menular seperti hipertensi, diabetes mellitus, dan penyakit jantung koroner. Hal tersebut mendorong kelompok mahasiswa KKN-PPM UGM 2024 di Kelurahan Patehan, Kemantren Kraton, DI Yogyakarta yang dibimbing oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Ir. Atus Syahbudin, S.Hut., M.Agr., Ph.D., IPU untuk merancang program pencegahan penyakit tidak menular melalui pemanfaatan tanaman sayur yang ditanam secara hidroponik.

Program tersebut dimulai dengan pendataan tanaman sayur yang sudah ditanam oleh warga Kelurahan Patehan. Utamanya, mahasiswa KKN-PPM UGM 2024 berharap bahwa perubahan pola makan utamanya dengan melakukan pemanfaatan tanaman sayur yang sudah ada di sekitar warga, sehingga dengan melakukan pendataan tanaman sayur secara digital warga dapat memiliki data tanaman sayur yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan diet sehat. Program dilanjutkan dengan melakukan need assessment terkait pola makan sehari-hari warga Kelurahan Patehan dengan menyebarkan kuesioner 24-hour food recall questionnaire. 

Pelatihan penanaman dan perawatan tanaman hidroponik dilakukan Sabtu (27/04/2024) di Balai Kampung Ngadisuryan. Mahasiswa KKN-PPM UGM 2024, Rania Belva Syafitri, memimpin pelatihan dengan memanfaatkan teknologi hidroponik metode wick yang sederhana, murah, dan mudah dilakukan oleh warga untuk memenuhi kebutuhan sayur hijau dalam pola makan sehat. Tanaman yang ditanam oleh warga meliputi kangkung, bayam, selada, dan bok choy. Warga juga diberikan tips dan pendampingan terkait perawatan tanaman hidroponik termasuk tips penggantian air nutrisi (AB mix) dan penempatan bak hidroponik agar tanaman tumbuh dengan baik.

Program berlanjut dengan pelatihan pengolahan tanaman sayur yang dilakukan Sabtu (04/05/2024). Pelatihan tersebut berfokus pada pengolahan dan pemanfaatan tanaman sayur termasuk mengenai pemenuhan diet sehat metode 'Isi Piringku' yang digalakkan oleh Kemenkes RI, diet khusus bagi penderita diabetes mellitus, serta metode Dietary Approaches to Stop Hypertension (DASH) untuk penderita hipertensi. Pelatihan pengolahan ini bertujuan agar tanaman yang sudah ditanam sebelumnya dapat dimanfaatkan dengan baik dalam penurunan kasus penyakit tidak menular serta penurunan morbiditas dan mortalitas penyakit tidak menular.

Ibu Dwi Lestari, Ketua RW 02 Kelurahan Patehan dan salah satu peserta pelatihan mengungkapkan harapannya terkait swasembada pangan unit keluarga. "Jika semua warga dapat memproduksi tanaman sayur sendiri, harapannya akan terjadi swasembada pangan tiap keluarga sehingga dapat menghemat pengeluaran rumah tangga. Konsumsi sayur juga saya harapkan dapat menurunkan kasus penyakit tidak menular di Kelurahan Patehan," harapnya.

Proses penanaman tanaman sayur dengan metode hidroponik memakan waktu sekitar 30-40 hari sampai panen. Dibekali dengan kemampuan untuk melakukan panen serta penanaman kembali dari pelatihan oleh mahasiswa KKN-PPM UGM 2024, warga Kelurahan Patehan diharapkan dapat menuju swasembada pangan dan penurunan pencegahan penyakit tidak menular.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline