Lihat ke Halaman Asli

Rani Fitria

Mahasiswi universitas pamulang

Memperkenalkan Debus di HUT Kabupaten Lebak

Diperbarui: 12 September 2021   23:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Minggu 12 September 2021 - Banten ialah sebuah provinsi yang memiliki banyak sekali ragam dan budaya nya. Namun ada satu keunikan budaya yang sangat familiar bagi masyarakat banten dan terkenal sampai luar banten, yaitu kesenian debus. Kesenian satu ini juga banyak sekali di perbincangkan masyarakat luar karena di anggap sangat berbahaya dan mengerikan. Bagaimana tidak ? kesenian satu ini akan menampilkan kekebalan dari tubuh manusia terhadap beberapa benda tajam, benda keras, dan benda tak lazim lainnya.

Bagi yang baru pertama kali melihat debus, pasti beranggapan debus mengerikan dan menakutkan bahkan ada yang menilai debus ialah ilmu hitam. Sebenarnya debus ialah sebuah kesenian bela diri dan memiliki unsur nilai keagamaan karena pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanudin Banten debus dikenal sebagai salah satu penyebaran agama islam.

Nama debus sudah tidak asing lagi bagi kabupaten Lebak, karena debus masih dilestarikan di kabupaten ini. Setiap tanggal 2 Desember kabupaten lebak merayakan hari jadi nya, banyak sekali event seperti pekan raya lebak, dan pagelaran seni kebudayaan lebak. Debus termasuk ke dalam salah satunya. Orang yang menampilkan kesenian debus bukan orang sembarangan, orang ini sudah di latih terlebih dahulu di sanggar silat, namun tidak semua sanggar menerapkan kesenian debus ini.

Kesenian debus yang sering kali di tampilkan pada acara hari jadi lebak yaitu :
-Pemainnya memakan api
-Berjalan di atas bara api
-Menusuk perut dengan golok
-Memakan paku

Pemain sama sekali tidak merasakan kesakitan, atraksi ini sungguh membuat para penonton takjub dan memberikan apresiasi akan kesenian debus yang masih di lestarikan di kabupaten lebak ini. Kesenian ini sengaja di tampilkan pada acara hut lebak agar masyrakat dan wisatawan yang berkujung mengakui sebagai sebuah kesenian dan kebudayaan yang masih di lestarikan.

Artikel ini di buat oleh : 

Rani Fitria 

Mahasiswi Universitas Pamulang




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline