Lihat ke Halaman Asli

Rani Sabila

Penuang rasa

Sepucuk Surat untuk Simbok

Diperbarui: 31 Oktober 2021   08:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Selamat pagi mbok. Pagi ini begitu cerah ya, secerah masa depan Ra inshaa Allah. Mentari pagi begitu menghangatkan. Oiyah, simbok kemana? Mengapa sudah hampir dua bulan tak kunjung pulang?

Tiada lagi kudengar derap langkahmu ke sumur bude. Gemercik air wudhumu pun tak pernah kudengar lagi sejak lama. Ra rindu mbok. Rindu berbincang di kala shubuh menjelang. Rindu kasih sayang yang pernah engkau berikan bahkan yang tak cucu lainmu dapatkan.

Mbok, belum sempat kumeminta maaf, kau pergi tanpa menuntut balas. Tanpa sedikit memberi aba untukku bersiap ke sana. 

Taukah mbok? Derai air mata menitik membasahi sudut bibir di kala malam. Teringat jelas dalam ingatan. Tentang rindu, yah.. Ra merinduimu pulang. Lekaslah pulang, mbok. Bawalah Ra bersamamu.

Lampung, 31 Oktober 2021




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline