Lihat ke Halaman Asli

Rani Sabila

Penuang rasa

Memuisikan Kata Hati

Diperbarui: 22 Oktober 2021   22:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Puisi adalah lantunan syair dari kata-kata yang tersusun rapi berdiksi, bukan hanya mentahan isi hati yang tertuang lalu disebut puisi. 

Yah, sulitnya memuisikan kata hati. Itulah yang selalu ku alami. Rentetan diksi yang tak terlintas, ibarat kata ingin menggapai tapi tak sampai.

Seseorang mengatakan, puisi zaman sekarang bebas, tak terikat rima dan sebagainya, selama penulis menyebutnya puisi maka itulah puisi. Benarkah demikian? Bukankah puisi memiliki ketentuan?

Bagiku, menulis puisi bukanlah hal sembarangan, tak dapat dilakukan secara asal-asalan. Mungkin itu juga menurut sebagian orang. Faktanya, setiap kali aku menulis sekali jadi mengikuti isi hati, tak pernah mendapat label pilihan. 

Seperti yang kulakukan sekarang. Entah ini puisi atau hanya sebuah rentetan isi hati. Lalu, apakah itu diksi?  Bagiku, diksi bukanlah kata-kata asing yang belum pernah terdengar oleh manusia, tapi diksi adalah penempatan kata pada tempatnya. 

Lampung, 22 Oktober 2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline