Lihat ke Halaman Asli

Rani Sabila

Penuang rasa

Suara Kaum Kecil; Sampah Kebahagiaan

Diperbarui: 24 September 2020   11:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar rvdasilva on Pinterest

Kupungut puing-puing nan berserakan
Di tepi-tepi jalan
Menyusuri hingga ujung belokan
Hanya demi sesuap makanan

Tiadalah kumalu
Pada lampu yang berkerlap-kerlip dipinggir trotoar
Atau zebracross tempat penyebrangan
Pun jua kendaraan yang berlalu lalang

Justru kubahagia
Walau hidup sederhana
Setidaknya, aku 'tak menyusahkan mereka
Selagi halal, aku 'tak mengapa

Akulah si debu jalanan
Berusaha 'tuk membersihkan
Lingkungan yang berserakan
Sampah-sampah pencemaran

Akulah si debu jalanan
Yang Kau hina
Sebab, aku orang 'tak punya
Cemoohan; penuh makna

Akulah si debu jalanan
Mencoba hidup dari sampah
Asal 'tak menjadi sampah masyarakat
Memilah-milah pekerjaan; berujung pengangguran

Sungguh..
Siapa yang 'tak ingin hidup berkecukupan?
Bukankah kesuksesan tidaklah instan?
Butuh peluh nan perjuangan

Lebih baik kuhidup dari sampah
'Tak kenal lelah
Daripada menjadi sampah
Bersepah-sepah

Yah, akulah si debu jalanan
Yang menjadi cerita setiap perjalanan
Yang Kau anggap sampah
Yang menginginkan kesuksesan;
meski, tidaklah mungkin ataupun mudah.

Lampung, 23 September 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline