Lihat ke Halaman Asli

Rani Sabila

Penuang rasa

Dosen Maya

Diperbarui: 20 September 2020   11:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dosen - mojok.co

Derai hujan menghujam
Teriring alunan musik nan samar
Gemercik membungkam gendang
Telinga terdalam

Pikiran terngiang
Terbayang-bayang
Novel yang kubaca semalam
Hingga pagi menjelang

Otakku mendadak gersang
Tiada kesejukan
Lelapku yang hanya beberapa jam
'Tak membuat mataku terbungkam

Tiada sedikitpun kantuk
Semua orang mendadak sibuk
Kacau!
Apa yang terjadi padaku?

Goresan pena kak Indriani Sonaris
Mencanduiku
Teringat akan sesuatu
Dosen maya; kala itu

Ia mencoba menggodaku
Balasku datar; 'tak menggubris
Acuh 'tak acuh
Tetap saja Ia mendekatiku

"Dosen aneh," gumamku.
Ada ya dosen yang begitu.
Bermanja padaku bak anak kecil.
Membuatku tertawa akan tingkahnya.

Kerap kali Ia menelponku.
Nampak malu-malu.
Sungguh, Ia sangat lucu.
Sesekali meminta maaf karena tetiba menelpon.

"Maaf ya tiba-tiba nelpon."
"Iyah, gak papa, santai saja," ucapku seperti berbicara dengan teman sebaya (jangan ditiru ya, sebab 'tak sopan).
"Tadi tuh refleks, gak tau kenapa tiba-tiba telpon." (Ia nampak salting alias salah tingkah).
"Haha... Tidak apa," sahutku.

Kerap kali Ia menghiburku
Dikala kusendu...
Kali ini, leluconnya sama sekali 'tak lucu.
Tetiba Ia tertawa sendiri.

Dasar dosen maya.
Ia membuatku gila.
Celotehnya selalu membanggakan diri.
Harapnya memotivasi diri ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline