Lihat ke Halaman Asli

Rania Wahyono

TERVERIFIKASI

Freelancer

Terlalu Banyak Makan Fake Food?Ini Alasan Mengapa Real Food Harus Jadi Pilihan

Diperbarui: 4 Oktober 2024   10:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi real food ala Jepang yang minim pengolahan. Foto:pexels.com/ Valeria Boltneva

Istilah real food dan fake food mungkin baru dikenal beberapa waktu belakangan ini karena industrialisasi makanan yang berkembang pesat. Dimana di jaman orangtua kita dulu, tiga puluh sampai empat puluh  tahun yang lalu tidak ada istilah tersebut karena belum banyak makanan-makanan olahan seperti sekarang. 

Tetapi apa sebenarnya perbedaan antara keduanya, dan mengapa penting bagi kita untuk lebih memahami makanan yang kita konsumsi setiap hari? Mari kita kupas tuntas makna dari kedua istilah ini serta alasan mengapa real food lebih baik untuk kesehatan dan kualitas hidup kita.

Apa itu Real Food dan Fake Food?

Real food adalah makanan natural alami dengan sedikit pemrosesan atau tidak diproses sama sekali. Jadi bentuk aslinya dengan bentuk yang akan kita makan hampir sama dan tidak banyak berubah. Jika kita mengkonsumsi berlebihpun tidak akan ada masalah.

Proses memasaknya juga tidak terlalu lama dan tidak ada penambahan zat adiktif seperti pewarna, perasa buatan dan bahan pengawet kimia. Contohnya buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian utuh. Lalu daging, ayam, ikan, telur dan produk susu tanpa pengawet yang tidak diproses berlebihan

Untuk sayuran kalau mau dimasak paling hanya direbus, dikukus atau ditumis. Karbohidrat dan proteinnya pun sama prosesnya bisa direbus, dikukus, dipanggang atau dibakar dengan meminimalisir bumbu yang ditambahkan.

Sedangkan fake food, mengacu pada makanan olahan atau rekayasa industri makanan yang sudah kehilangan sebagian besar nutrisi aslinya akibat proses kimia dan penambahan bahan buatan.

Fake food seringkali mengandung pengawet, pewarna, perasa, pemanis buatan, dan bahan kimia lainnya yang bertujuan untuk memperpanjang umur simpan atau meningkatkan rasa. Oleh karena itu fake food lebih rendah nilai gizinya dan bisa berdampak negatif pada kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan.

Misalnya makanan cepat saji, snack kemasan seperti keripik atau biskuit yang penuh dengan bahan pengawet. Minuman soda atau jus kemasan yang tinggi gula tambahan serta makanan instan yang tinggi garam dan MSG.

Sering Dianggap Real Food tapi Sebenarnya Fake Food

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline