sumber : Ferrari.com
Jika Ferrari gagal mendapatkan hasil memuaskan pada balapan formula satu, pasti banyak penggemar formula satu dan tifosi (sebutan penggemar tim ferrari) membahas beliau ini. Beliau ini ialah Mattia Binotto, seorang team principal scuderia ferrari yang merupakan tim balap formula satu yang bermarkas di Maranello, Italia. Mattia memulai memimpin jabatan strategis tim kuda jingkrak ini sejak 2019 setelah menggantikan Maurizio Arrivabene.
Pada awalnya, Mattia sudah bergabung di tim ferrari sejak 2004 dan menjadi ahli mesin pada era kejayaan Ferrari bersama Michael Schumacher. Pada 2016, sarjana teknik mesin dari cole Polytechnique Fdrale de Lausanne ini mengemban jabatan sebagai chief technical officer menggantikan James Allison yang saat ini menjadi bagian dari tim formula satu mercedes.
Tentu saja menjabat sebagai team principal memiliki tanggung jawab atas tim yang di pimpinnya. 2019 hingga musim kini, Ferrari mengalami pasang surut soal prestasi. Buruknya pada musim 2020 yang di mana Ferrari harus puas di posisi 6 pada klasmen akhir. Sehingga kondisi tersebut membuat para penggemar mengarahkan pandangannya ke beliau ini.
Banyak penggemar mempertanyakan tanggung jawab Mattia dan jajarannya atas kekacauan terjadi. Walau tim Ferrari di musim 2021 telah menyelesaikan permasalahan tersebut dengan diperkuat oleh squad terbaru mereka yaitu Carlos Sainz Jr. dan Charles Leclerc yang menorehkan hasil yang dapat dikatakan lumayan.
Akan tetapi, di musim 2022 lagi-lagi Ferrari kumat kembali penyakit lama nya yaitu kesalahan dalam strategi. Di awal musim, Ferrari menghasilkan hasil yang baik yaitu kemenangan Charles Leclerc dan Carlos Sainz Jr. di posisi kedua. Kebahagiaan tersebut tidak berlangsung lama. Secara perlahan Ferrari melakukan kesalahan terus menerus yang mengesankan Ferrari menjadi tim yang blunder.
Di balik kekacauan terjadi, Mattia Binotto menjadi incaran para fans Ferrari meluapkan emosinya atas menurunnya performa tim. Selain Mattia Binotto, Inaki Rueda yang seorang direktur strategi balap menjadi bulan-bulanan para tifosi. Tentu saja tifosi tidak dapat menerima hal ini karena tidak ingin tim kesayangannya menurun performanya dan menurunkan martabak tim yang dikenal sebagai produsen mobil mewah kelas dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H