Lihat ke Halaman Asli

Rangga Rafi Arli

Pejalan Sunyi

Berkaca pada Ki Hadjar Dewantara

Diperbarui: 31 Oktober 2022   18:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Proses Belajar (Pixabay/sasint)

Menurut Ki Hadjar Dewantara (KHD) pendidikan dan pengajaran merupakan bagian tak terpisahkan. Pernyataan ini memang sangat tepat dan jangkep (baca: lengkap tidak kurang).

Seperti yang telah diketahui, pengajaran merupakan sebuah proses belajar menuntut ilmu. Tentunya, proses pengajaran ini tidak terlepas dari sosok guru. Dalam proses pengajaran, seorang guru menyampaikan ilmu bidang tertentu, kemudian dari penyampaian itu, peserta didik mendapatkan ilmu. Artinya, pengajaran lebih menekankan pada sisi kognitif.

Sementara itu, seperti yang telah dikemukakan oleh KHD, bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya sebagai manusia dan anggota masyarakat.

Tentunya, pernyataan tersebut memiliki makna yang lebih dalam daripada sekedar pengajaran ataupun pentransferan ilmu pengetahuan suatu bidang. Oleh sebab itu, dapat dimaknai bahwa pendidikan lebih menekankan pembentukan nilai, sikap peserta didik agar peserta didik memiliki kedewasaan mental dan budi pekerti yang baik.

Jika merujuk pengertian tersebut, tentunya pendidikan dan pengajaran memanglah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Bahkan, tidak boleh untuk dipisahkan. Pasalnya, kalau suatu tatanan masyarakat hanya menekankan pada proses pengajaran. Telah dapat dipastikan tatanan masyarakat itu akan kering budi pekerti, tapi canggih dalam peradaban keilmuannya. Namun, ketika hanya menekankan pendidikan saja, sudah dapat dipastikan akan menghasilkan individu yang baik, tapi tidak berguna dalam masyarakat, karena tidak memiliki ilmu sebagai panduannya.

Relevansi Pemikiran KHD dengan Konteks Pendidikan Indonesia Saat Ini

Zaman telah berganti. Setiap zaman juga membawa ciri khas peradabannya masing-masing. Namun, konsep pemikiran KHD masih sangat relevan dengan kondisi pendidikan saat ini. Bahkan, pemikiran KHD telah memandang jauh sebelum pendidikan Indonesia saat ini. Hal itu termaktub dalam penggalan pidatonya di Universitas Gadjah Mada, 7 November 1956 silam, yang berbunyi:

"Cukuplah di sini saya nasehatkan: didiklah anak-anak kita dengan cara yang sesuai dengan tuntutan alam dan zamannya sendiri".

Melalui kalimat itu, dapat disepakati bahwa konsep pemikiran KHD masih sangat relevan dengan pendidikan Indonesia saat ini.

Kendati demikian, tidak dipungkiri, bahwa pendidikan Indonesia saat ini memiliki Pekerjaan Rumah (PR) yang tidak remeh, karena zaman ini tidak lepas dari pengaruh kecangihan teknologi. Memang, kecanggihan teknologi dapat menjembatani seseorang untuk mengakses segala ilmu pengetahuan dan mencari berbagai informasi yang dibutuhkan. Namun, faktanya masih banyak orang yang terlena dengan kecanggihan teknologi, sehingga membuatnya berbuat yang tidak semestinya. Semisal menggunakan media sosial untuk mencaci orang lain, dan lain sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline