Lihat ke Halaman Asli

Krisis Patrotisme Indonesia, Awal dari Munculnya Permasalah Bangsa

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Seperti yang telah kita ketahui bersama, Indonesia adalah sebuah negara yang mempunyai potensi luar biasa dalam segala bidang. Namun dibalik potensinya yang berlimpah, negara Indonesia ternyata masih menyimpan sejuta permasalahan yang tak kunjung usai dalam realitanya. Padahal jika kita analisis lebih dalam, Indonesia harusnya sudah bertitel negara maju jika potensi yang dimiliki benar-benar dimanfaatkan baik untuk Kesejahteraan Bangsa dan Kedaulatan Negara. Alhasil tidak sedikit kekayaan alam Indonesia yang dipergunakan tidak sebagaimana mestinya dikarenakan adanya sebuah krisis multi dimensi yang melanda negeri ini.
Salah satu krisis yang tampak di depan mata adalah adanya Krisis Patriotisme di Indonesia. Dalam berjalannya waktu, patriotisme yang dimiliki oleh para pemimpin di negeri ini semakin menurun. Mulai dari Korupsi yang masuk ke segala lini, sampai dengan penyalah gunaan aset publik untuk kepentingan privat telah menjangkit para pemimpin di Negeri ini.
Hal ini berbanding terbalik dengan para pahlawan nasional pra-kemerdekaan sampai dengan pahlawan pasca kemerdekaan. Para pahlawan tersebut berusaha untuk merebut dan mempertahankan kedaulatan negeri ini sampai titik darah penghabisan. Mulai dari perang Diponegoro, Perang Padri, sampai dengan perang pemikiran yang dirajut oleh RA Kartini, Budi Utomo, sampai dengan Ir. Soekarno bekerja keras untuk mengusir kolonialisme di Bumi Nusantara ini. Hal itulah yang mengilhami terbentuknya sebuah spirit Nasionalisme tumbuh menjadi kekuatan pemersatu bangsa.
Menurut Prof.Dr.Soetandyo Wignyo Subroto, sosiolog sekaligus salah satu pendiri Fak. ISIP Universitas Airlangga, Nasionalisme Indonesia berasal dari pemikiran-pemikiran yang berasal dari Luar Negeri seperti George Washington, Otto Otto Bauer dan beberapa tokoh lain. Sehingga secara tidak langsung konsepsinya diambil oleh para pemimpin Indonesia untuk mempersatukan bangsa. Sudah saatnya Konsepsi Nasionalisme di era baru dapat kita perbaharui guna memunculkan kembali spirit Patriotisme yang mulai pudar digerus zaman.
Selain faktor permasalahan sosial yang diidap para pemimpin bangsa hari ini, faktor ketidakhormatan masyarakat terhadap para pemimpinnya dianggap menjadi sebuah penghalang bagi munculnya Patriotisme yang baru di Indonesia. Rata-rata hampir di semua daerah yang mempunyai permasalahan sosial, para masyarakat tak segan-segan untuk mencemooh dan bertindak kurang hormat dengan menuliskan kata-kata buruk didalam penyampaian aspirasi. Kata-kata Politisi Busuk sampai dengan Pemerintah Bodoh sering kita lihat dan dengar di media publik. Seharusnya masyarakat paham untuk tidak menjustifikasi terlebih dahulu sebelum ada komunikasi. Hal inilah yang menyebabkan retaknya kepercayaan publik terhadap demokrasi di Indonesia.
Perlu diketahui bersama jika Patriotisme sangatlah penting di Indonesia. Mulai dari Presiden pertama sampai dengan ke enam ketika menjabat tidak pernah lepas dari cemoohan masyarakat. Masih lekat dalam ingatan kita jika Presiden Soekarno Lengser karena ketidak sukaan rakyat, Soeharto Lengser Karena ketidak sukaan rakyat pula, dan pasca Reformasi mulai BJ Habibbie, Gus Dur, Megawati Soekarnoputri sampai Susilo Bambang Yudhoyono tak pernah lepas dari cemoohan rakyat. Jika sudah seperti itu, nilai-nilai serta etika dalam demokrasilah yang harus dibenahi.
Terakhir Dalam memunculkan Spirit Patriotisme baru di Indonesia harus muncul dari pemimpin itu sendiri. Seorang pemimpin haruslah paham bagaimana cara untuk mensejahterakan rakyat. Di Indonesia seorang pemimpin harus tahu bagaimana cara menanamkan sifat gotong royong yang mulai bergeser akibat liberalisasi secara nasional. Seorang pemimpin harus menjalankan amanah Tri Sakti yang meliputi kedaulatan di bidang politik, berdikari dibidang ekonomi dan berkepribadian dibidang budaya. Dan untuk merealisasikannya pemimpin harus mempunyai sikap, ing ngarso sung tulodho, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani yang berarti di depan pemimpin harus memberi contoh, ditengah pemimpin harus bisa membaur, dan dibelakang pemimpin harus bisa mendorong rakyatnya menuju kesejahteraan. Karena dari situlah seorang pemimpin benar-benar mencerinkan spirit atau semangat Patriotisme di Indonesia.

Surabaya, 27-12-2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline