Lihat ke Halaman Asli

Walikota Bima 'Ditantang' Warga di Pantai Kolo

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13762074081692654715

Salah satu Pantai Eksotik di Kota Bima selain Amahami, Lawata, Ni’u dan Ule,adalah Pantai Kolo. Kolo merupakan sebuah daerah yang letaknya dipesisir pantai. Kelurahan Kolo masuk ke dalam kecamatan Asakota, dengan jumlah penduduk lebih dari 3000 jiwa. Luas wilayah kelurahan ini adalah 9,25 km persegi.

Kapal – kapal laut yang hendak menuju pelabuhan Bima harus melalui perairan Kolo. Perairan Kolo merupakan satu– satunya pintu masuk menuju pelabuhan Bima.  Sejak tahun 1945, Kolo telah dikenal oleh masyarakat Bima sebagai importir barang-barang dari Singapura. Dan sudah lama pula warga Kolo ini menjalin hubungan yang harmonis dengan para Cukong dan Toke di Pulau Batam maupun Singapura. Hampir setiap bulan mereka berlayar menuju Batam dan Singapura untuk membeli barang-barang seperti pakaian dan alat elektronik untuk dijual kembali di Bima. (http://pariwisatakotabima.net/index.php/kolo). Tapi Penulis disini tidak sedang membahas bisnis illegal warga Kolo yang selama ini dikenal murah meriah. Penulis mencoba mencabik-cabik sisi potensi Pantai Kolo yang tengah menjadi trendtopic pembahasan pasca lebaran beberapa hari terakhir. Tidak kurang dari 5.000 Pelancong berwisata ke PantaiKolo. Hitungan ini berdasarkan survey rekan-rekan Civitas BABUJU pada hari Minggu pagi (11/8). Sedikitnya, terdapat 328 Mobil pribadi, umum dan truck serta lebih kurang 1.320 Kendaraan Roda dua yang menuju Kolo pada pagi hari minggu pukul 09.00 – 12.00. (Titik Lokasi Survey, di jalur Puncak Songgela kelurahan Kolo).

1376207484734681284

Jika dirata-ratakan dalam 1 Mobil ditumpangi oleh 5 orang, setidaknya ada 1.640 orang dan bila rata-rata motor berbonceng dua orang, maka ada 2.640 orang. Setidaknya lebih kurang 5.000 warga Kota dan Kabupaten Bima pada hari minggu ini (11/8) ter-‘serap’ di sepanjang pantai Kolo, dari Songgela Hingga pantai So Ati dan Sanumbe (Pantai Karang Laut) Keluarah Kolo –Kota Bima. Dilihat dari panorama dan Keramaian serta Keindahan, memang Pantai Kolo layak diancungin jempol. Namun pada sisi tata kelola seperti Parkir, Resort serta jalur yang dilalui, menjadi sangat mubajir, sangat tidak layak dan makan hati karena Macet akibat cara parkir dan jalur yang tidak lebar. Banyak para pelancong yang datang berwisata menggerutu karena jalan yang seharusnya sudah di Hotmix dan bagus, mau tidak mau mesti ‘merayap’ karena tidak adanya manajemen parkir dan pengelolaan areal pinggir jalan yang baik dan memadai. Juga tidak nampaknya para Petugas. Padahal dijalur masuk Kolo, setelah PLTU, ada Homestay Kota yang dibangun dengan Anggaran Miliaran Rupiah dari APBD tahun 2007/2008 diatas areal seluas 5 Ha. Dan kini terbengkalai, disamping itu ada Resort pinggir pantai yang dibangun asal-asalan tanpa memperhatikan lebar jalan dan ruang parkir, bila warga ingin rehat dan menikmati panorama pantai disekitar itu. Tidak saja pada saat pasca Lebaran seperti ini, setiap hari sabtu dan minggu  pun kondisi seperti ini tak jauh beda. Saat Penulis melakukan Supervisi KKN STIH Muhammadiyah Bima seminggu sebelum Ramadhan yang lalu pun, melihat dan merasakan kondisi jalan yang cukup macet karena ramai nya warga yang mengunjungi pantai ini.

13762075111416756120

Nah, hal ini menimbulkan asumsi, opini dan wacana melalui pembicaraan hangat para warga yang datang menikmati Pantai Kolo sekalian membahas ‘Indahnya Pantai Kolo vs Minimnya Perhatian Pemerintah Kota Bima’. Banyak warga yang menantang Walikota Bima untukmelakukan pembenahan berbagai sarana dan prasarana yang ada. Seharusnya, memang, melihat antusiasme warga yang berkunjung di Pantai ini, Pemerintah harus peka. Ini adalah Potensi, baik Potensi pengembangan Wisata yang bisa menjadi ‘magnet’ tersendiri, Potensi Pengenalan Kota Bima dan sekaligus Potensi PAD yang tidak sedikit.

Bisa dibayangkan, bila rata-rata dalam 1 minggu ada 250 mobil dan 1.000 motor yang mengunjungi Pantai Kolo. Disini, Pemerintah bisa menyiapkan lahan Parkir dan Toilet Umum serta Kamar Ganti diatas areal Homestay Kota yang kini terbengkalai. Anggap saja untuk Parkir Mobil Rp 5.000 per hari dikalikan 250 mobil, sedikit tidak ada 1.250.000 rupiah, belum lagi Parkir 1.000 motor dikalikan 2,000 rupiah per satu kali Parkir, setidaknya ada 2.000.000. ditambah lagi jasa Toilet umum dan Kamar ganti, rata-rata digunakan oleh 2.000 orang dalam seminggu bila dikalikan 2.000 per sekali pakai, setidaknya ada 4.000.000 rupiah. Nah, bila dikalkulasi hal itu dalam seminggu saja, setidaknya Panorama Pantai Kolo untuk PAD Kota Bima bisa menyerap hingga 10.000.000 Rupiah, atau 30 Juta rupiah dalam sebulan dan atau 360 juta rupiah dalam setahun.

13762075391963768220

Namun, hal ini perlu didukung oleh jumlah pihak keamanan dan Prasarana yang memadai serta pengelolaan yang baik dan memadai. Ini penting dilakukan sehingga Icon Pantai Kolo sebagai Pantai Wisata yang Indah dan Nyaman di Kota Bima sangat singkron dengan Motto “Kota Bima Berteman”.

Pemerintah Kota pun tidak perlu mem-Pos-kan dana APBD miliaran untuk itu, Penulis pikir dengan mengerahkan Dana CSR (Coorporate Social Responsibility) dari berbagai Perusahaan yang ‘bercokol’ di Kota Bima sangat lebih mencukupi. Seperti misalnya, CSR Provider Seluler, CSR Perusahaan Perhotelan maupun CSR beberapa Insdustri Otomotif yang ada di Kota Bima. Apalagi di sekitar pantai Kolo sedang berlangsung pembangunan PLTU dengan kapasitas cukup besar yaitu sebagai pusat suplay listrik kebutuhan Pulau Sumbawa dan Pulau Flores. Wow….!! Nah, dengan itu, pemerintah Kota Bima bisa memberi Tema “Pantai Kolo Sejuk dan Hijau”. Tarik dana-dana CSR itu untuk Menghijaukan dan Men-Sejuk-an Pantai Kolo. Sehingga semakin hari, yang berkunjung di Pantai Kolo pun semakin ramai karena semakin hari semakin tertata dan nyaman untuk dikunjungi. Bukankah Dana CSR itu adalah Dana deviden untuk Rakyat…?? Dan Rakyat butuh ruang untuk melepas lelah dan bersantai ria melepas penat bersama keluarga, Pantai Kolo adalah Sasaran yang tepat.

1376207568576757670

Jika demikian adanya, nampak nya Penulis juga perlu ‘Menantang Walikota Bima’ untuk melakukan reklamasi dan rekonstruksi menuju Pantai Kolo yang Nyaman, Aman dan Asri. Namun, kapan ya…?? Jika Pemerintah tidak mampu mengelolanya sendiri, tunjuk Pihak Ke Tiga sebagai Investor atau Jasa Pengelolaan dengan pola Pembagian Hasil yang jelas…!! (Kok saya menggerutu lagi..?)

Bukan kah kita semua yang berkunjung ke Pantai Kolo dan sekitarnya untuk berwisata mendambakan Kenyamanan, Keamanan dan Keindahan Panorama…?? Jika ya, Ayo, kita sama-sama tantang Walikota Bima untuk menata dan Mengelola Pantai Kolo dan Baik dan tepat. Sehingga kita semua semakin BANGGA DENGAN BIMA…. Wallahualam… Pantai So Ati, 11 Agustus 2013




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline