Lihat ke Halaman Asli

Menjajal Kindle, Alat Pembaca Buku Elektronik Yang Tidak Neko-neko

Diperbarui: 26 Juni 2015   18:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah lama sebenarnya saya ingin punya Kindle, alat pembaca buku elektronik produksi toko buku online amazon.com, namun mereka tidak menjualnya di luar Amerika. Karena itu ketika amazon mengeluarkan Kindle 2 yang bisa digunakan di sejumlah negara, termasuk Jepang, cita-cita saya pun tercapai. Lewat tulisan kali ini saya ingin berbagi pengalaman menggunakan alat itu, sembari berharap suatu saat Indonesia pun akan termasuk dalam cakupan jangkauan mereka. Sekilas pandang, kindle ini punya bodi yang menggiurkan. Ukurannya 20,3 x 13,4 cm atau kurang lebih sama dengan buku ukuran standar, dengan tebal cuma sekitar 0,9 cm atau sedikit lebih tebal dari pinsil. Beratnya sekitar 290 gram. Lebar layarnya 9 x 12 cm dengan resolusi 600x800 pixel. Kindle mampu menyimpan sekitar 1500 buku elektronik dari berbagai format yang bisa diunduh secara nirkabel dengan sambungan 3G atau lewat sambungan USB ke komputer. Untuk yang gila gadget, kindle jelas tidak seksi. Layarnya hitam putih (gray scale), bahkan ketika menunjukkan alat ini ke seorang teman yang gila gadget, dia mencoba menekan-nekan layarnya karena menyangka itu layar sentuh (touch screen) seperti iPod. Fungsi pemutar MP3 nya tidak memuaskan, baik kualitas suara maupun fungsi pengaturannya. Jangan pula tanya soal Wifi, karena tidak ada, kecuali sambungan 3G untuk membeli dan mengunduh buku baru. Video? Kamera? Jangan tanyalah! Tapi justru kesederhanannya ini membuat kindle memang lebih cocok untuk para pencinta buku, ketimbang pencinta gadget. Mengapa? Karena tidak banyak fungsi yang sanggup mengalihkan perhatian kita dari hanya membaca. Malah Kindle mendukung kita dalam membaca. Fungsi kamusnya secara otomatis akan mencarikan arti suatu kata jika kursor berada di sebelah sebuah kata. Besar huruf  bisa diatur sesuai kenyamanan mata. Dan kalaupun mata penat, kindle bisa membacakan buku itu untuk kita lewat fungsi text to speech, walau baru hanya untuk Bahasa Inggris.

Layarnya pun dibuat dengan teknologi khusus yang disebutE Ink atau kertas elektronik yang menjadikannya mirip lembaran buku dan bukannya seperti layar komputer yang memancarkan cahaya dan membuat penat mata. Warnanya yang masih hitam putih pun bukan masalah, karena kebanyakan buku juga hitam putih kan? Singkat kata, saya sebagai pencinta buku sangat puas dengan alat ini. Saya pernah menggunakan perangkat lunak khusus di ponsel blackberry untuk mengunduh dan membaca buku elektronik. Layar kecil bukan masalah, namun godaannya terlalu banyak, seperti twitter, facebook, browser, mp3 player, kamera dan lain-lainnya. Dijamin dengan Kindle anda tidak akan teralih dari kegiatan membaca anda. Soal harga, Kindle 2 memang relatif masih mahal. Sekitar 2,7 juta rupiah. Tapi harga bukunya relatif murah, bisa lebih murah sampai 20 – 30 persen dari harga buku biasa. Itupun sudah termasuk biaya koneksi internet lewat partner Amazon. Stok buku (untuk bahasa Inggris) yang bisa di beli di Amazon hampir 400 ribu buku, majalah dan koran dan nyaris semua buku baru ada versi kindlenya. Kalaupun lagi bokek, ada puluhan ribu buku gratis yang bisa diunduh dan itu bukan buku-buku kelas teri. Rata-rata karya sastra kelas dunia. Kalau ada waktu, andapun bisa mengklipping artikel-artikel di internet atau dan dimasukkan ke kindle dalam format PDF atau TXT. Selain itu karena tidak memakan banyak energi, baterei nya pun irit. Bisa sampai satu minggu. Karena itulah, berbeda dengan kebanyakan review yang ada, saya justru berharap kindle tidak akan berkembang kelewat canggih sehingga justru mampu mengalihkan perhatian kita dari tujuan utamanya, yaitu membaca.

Kalaupun ada yang harus ditingkatkan dari fungsi kindle untuk saat ini, maka itu adalah kecepatan prosesornya yang masih relatif lambat sehingga ketika kita membuka buku, apalagi yang jumlah halamannya sangat banyak, masih agak lambat. Akan lebih baik juga kalau Kindle 2 ini memiliki media penyimpanan eksternal, meskipun sebenarnya buku-buku itu bisa di simpan di server amazon dan tinggal mengunduh yang hanya perlu dibaca saja. Saya juga berharap suatu waktu (tidak terlalu lama, semoga) Kindle akan bisa digunakan di Indonesia, karena pastinya akan menjadi kabar baik bagi penggemar dan juga bisnis buku di Indonesia. Semoga anda pun suatu saat akan berkesempatan mencobanya. Spesifikasi Kindle 2:

  • Ukuran: 13,4 x 20.3 cm , tebal 0,91 cm
  • Berat: 290 gram.
  • Layar baca: 9 x 12 cm, 600x800 pixel, 16-level gray scale.
  • Media penyimpan: 2 GB (efektif 1,4 GB) atau sekitar 1500 buku
  • Format konten: Buku elektronik (AZW (standar kindle), TXT, PRC, MOBI, PDF), Audio (AAX, MP3), File lain yang harus dikonversi dengan mengirimnya ke email khusus yang disediakan kindle (HTML, DOC, JPEG, GIF, PNG, BMP)
  • Daya tahan batere: Sekitar 1 minggu (jika fungsi 3G tidak aktif)
  • Sambungan: 3G wireles dan mikro USB tanpa harus menginstall software apapun
  • Audio: 3,5 stereo audio jack dan speaker stereo internal

Informasi selengkapnya silahkan akses di situs kindle di amazon.com. Salam dari Tokyo, Rane * artikel ini juga di posting di blog pribadi: http://anotherfool.wordpress.com .




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline