Lihat ke Halaman Asli

Menanggapi Tulisan Sdr. Mas Kusdiono Yang Berjudul "Tak Dilantik, BG Bongkar Kecurangan Kemenangan Jokowi?"

Diperbarui: 17 Juni 2015   11:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14230979541788981790

[caption id="attachment_349431" align="aligncenter" width="700" caption="Komjen Budi Gunawan. (foto: ANTARA)"][/caption]

WAKTU buka facebook dan masuk ke group Aku Cinta Maluku Utara (ACMU), salah satu group FB yang dibentuk oleh masyarakat Maluku Utara, yang anggotanya hingga saat ini hampir mencapai 24 ribu anggota dan merupakan group FB Maluku Utara satu-satunya yang selalu ramai dengan berbagai topik diskusi baik lokal maupuan nasional, ada seorang member ACMU memposting artikel Kompasiana yang berjudul "Tak Dilantik, BG Bongkar Kecurangan Kemenangan Jokowi?". Tak pelak, postingan artikel ini langsung diramaikan oleh berbagai komentar, ada yang "telan" mentah-mentah dan membenarkan artikel tersebut serta berharap semua kecurangan Jokowi saat pilpres dapat dibongkar oleh BG.

Membaca judul artikel yang "memprovokasi" walau judul artikelnya diberi tanda tanya (?) yang oleh saya memaknainya sebagai sesuatu yang belum dapat dibenarkan, saya segera saja membuka dan membacanya. Setalah saya baca, eh ternyata judul yang "provokasi" tersebut isinya sangat miskin data, terutama mengenai kecurangan kemenangan Jokowi saat pilpres lalu.

"Tak Dilantik, BG Bongkar Kecurangan Kemenangan Jokowi?". Tulisan yang dipublish oleh Sdr. Mas Kusdiono tertanggal 4 Februari 2015, pukul 11:24 sampai tulisan ini saya buat, setidaknya sudah dibaca lebih dari 47 ribu orang dan di-like-share ke FB 31 ribu orang, di-tweet 286 dan 42 orang ke g+1. Sungguh tulisan yang sangat laris manis. Dan saya meyakini, laris manisnya tulisan tersebut karena JUDUL-nya yang diberi embel-embel "BG Bongkar Kecurangan Kemenangan Jokowi?".

Saya KUTIP UTUH kalimat yang terdapat pada paragraf 1 sampai 4 pada tulisan Sdr. Mas Kusdiono tersebut kemudian saya jadikan satu paragraf saja biar lebih jelas : "Komjen Budi Gunawan mempunyai data kecurangan yang dilakukan tim sukses dan Jokowi dalam kemenangan Pilpres 2015. Budi Gunawan (BG) sengaja tidak bersuara selama Presiden Jokowi menggantung nasibnya antara tidak dilantik maupun tidak diminta mengundurkan diri. Sebagai orang yang konon katanya terlibat dalam Pilpres 2014, Budi Gunawan tahu banyak cara-cara yang ditempuh untuk kemenengan Jokowi termasuk rekayasa dalam rekapitulasi suara. Budi Gunawan yang orang dekat Megawati ini akan sakit hati saat Jokowi tidak akan melantik menjadi Kapolri".

Sdr. Kusdiono mungkin sangat bersemangat sekali atau mungkin saja saat menulis "karangan bebasnya" yang miskin data itu terlalu terburu-buru sampai-sampai dirinya LUPA (kalau tidak dibilang TIDAK TAHU) bahwa pelaksanaan pilpres itu berlangsung pada tahun 2014. Namun lucunya pada paragraf pertama tulisannya dikatakan bahwa "Komjen Budi Gunawan mempunyai data kecurangan yang dilakukan tim sukses dan Jokowi dalam kemenangan Pilpres 2015". Membaca paragraf pertama ini saja, kita sudah bisa menarik kesimpulan awal, bahwa yang bersangkutan membuat tulisan yang judulnya "WOW" itu terkesan ASAL tanpa didukung DATA yang bisa membenarkan judul tulisannya.

Dibagian paragraf ke-dua Sdr. Kusdiono lagi-lagi menunjukkan bahwa sebenarnya dirinya sedang mengarang bebas atau hendak menghayalkan sesutau yang dirinya sendiri tidak tahu apa yang dihayalkannya. Saya berani mengatakan demikian karena apa yang dituliskan pada tulisannya jauh dari sebuah kebenaran. Sdr. Kusdiono mengatakan "Budi Gunawan (BG) sengaja tidak bersuara selama Presiden Jokowi menggantung nasibnya antara tidak dilantik maupun tidak diminta mengundurkan diri". Benarkah BG tidak bersuara selama dirinya menjadi tersangka dan benarkah pula Jokowi tidak pernah memintanya mundur atau mengundurkan diri sehingga Sdr. Kusdiono berani menyimpulkan (mengatakan) Jokowi sengaja menggantung nasibnya ?, jawabannya tentu saja apa yang dikatakan oleh Sdr. Kusdiono sama sekali TIDAK BENAR alias OMDO. Sebab, pihak Istana sebagaimana dikatakan Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto, bahwa sejak BG ditetapkan oleh KPK sebagai tersangka Rekening Gendut/Gratifikasi, Presiden Jokowi sudah memintanya mundur dari proses pencalonan Kapolri, namun BG tetap bersikukuh mengikuti proses pencalonan hingga akhirnya disetujui oleh DPR RI. "Setahu saya sudah ada beberapa kali permintaan itu (mundur) diajukan," ujar Andi Widjajanto usai sidang kabinet di Kantor Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (4/2/2015), sebagaimana diberitakan Liputan6.com. Jadi tidaklah benar bila Jokowi tidak pernah meminta BG mundur dari pencalonan kapolri seperti yang dikatakan oleh Sdr. Kusdiono.

Dan yang menurut saya agak lucu, Sdr. Kusdiono di paragraf ke-tiga pada tulisannya, dirinya mengatakan "Sebagai orang yang konon katanya terlibat dalam Pilpres 2014, Budi Gunawan tahu banyak cara-cara yang ditempuh untuk kemenengan Jokowi termasuk rekayasa dalam rekapitulasi suara". Frasa "konon katanya" yang dipakaioleh Sdr. Kusdiono, sangat jelas menunjukan yang bersangkutan TIDAK TAHU alias hanya mengarang bebas atas apa yang  dikatakannya.

Mungkin Sdr. Kusdiono lupa atau mungkin saja tidak tahu bahwa segala tuduhan kecurangan pilpres 2014 lalu yang dialamatkan kepada Jokowi beserta Tim-nya oleh Tim Prabowo semuanya tidak terbukti. Hal tersebut sudah diproses pada sidang di Mahkamah Konstitusi (MK) pasca keputusan KPU menetapkan Jokowi-JK sebagai pemenang pilpres 2014 dengan meraih dukungan suara 53,15 persen suara. Pada sidang sengketa pilpres di MK beberapa waktu lalu, Ketua MK Hamdan Zoelva memutuskan bahwa MK Menolak Seluruhnya Dalil Pemohon (Tim Prabowo), yang dengan otomatis semua sangkaan dan atau tuduhan kecurangan yang dialamatkan kepada KPU dan Jokowi beserta Timnya TIDAK TERBUKTI atau terbantahkan.

Oleh karenanya, kalau boleh saya sarankan kepada Sdr. Kusdiono agar apa bila hendak membuat tulisan yang tidak didukung dengan DATA yang faktual, alangkah baiknya janganlah kemudian membuat Judul tulisan yang seolah-olah paling tahu persoalan. Marilah kita membuat tulisan yang walaupun isinya sangat  subjektif namun jangan juga kemudian serta merta menafikkan atau mengesampingkan FAKTA yang FAKTUAL. Sehingga kita terhindar dari "upaya" pembohongan kepada mereka-mereka yang membaca tulisan kita.

Akhirnya, saya ingin mengatakan bahwa tulisan ini tidak bermaksud menyerang personnya Sdr. Kusdiono, namun tulisan ini hanya berusaha mengoreksi dan atau menyeimbangkan informasi yang ditulis oleh yang bersangkutan, yang menurut saya jauh dari kebenaran. MAAF..!!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline