Lihat ke Halaman Asli

Gagal Move On? Panduan Bertahan Hidup Setelah Baper Berlebihan

Diperbarui: 26 September 2024   19:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://jabarekspres.com/berita/2022/10/04/link-tes-gamon/

Mengatasi Gagal Move On: Apa yang Salah dan Bagaimana Memperbaikinya? (dari sudut pandang Psikologi)

Kamu merasa terjebak dalam perasaan yang tak kunjung hilang setelah perpisahan? Atau mungkin, sudah berbulan-bulan berlalu, tapi masih memikirkan si dia di setiap waktu yang berlalu? Jangan khawatir, kamu tidak sendirian (bukan saya) kayaknya*, tapi teman yang lainnya.

Tapi kenapa, sih, rasanya begitu sulit untuk benar-benar melepas masa lalu? Apa yang sebenarnya terjadi di dalam diri kita? Yuk, kita bahas lebih dalam dari sudut pandang psikologi, dan siapa tahu, mungkin ada beberapa strategi yang bisa membantu kamu keluar dari lingkaran ini.

Apa Itu Gagal Move On?

Gagal move on bukan cuma soal masih teringat mantan atau sekadar belum ingin mencari pasangan baru, ini lebih dari itu. Secara psikologis, gagal move on terjadi ketika kamu masih terikat secara emosional dengan seseorang yang sudah tidak menjadi bagian dari hidupmu lagi. Nah, yang bikin lebih rumit, sering kali pikiran kita sendiri yang jadi penghalang terbesar.

Misalnya, apakah kamu pernah berpikir seperti ini:

“Dia adalah cinta sejati gua.”

“Gua nggak akan pernah bisa bahagia lagi tanpanya.”

“Gua nggak akan bisa menemukan orang seperti dia lagi.”

Jika iya, pikiran-pikiran ini sebenarnya adalah distorsi kognitif, istilah dalam psikologi untuk menjelaskan pola pikir yang tidak realistis dan berlebihan. Jadi, meski kamu tahu hubungan itu tidak sehat atau sudah tidak ada jalan kembali, otak kamu tetap memutar “film lama” dan membentuk persepsi yang keliru tentang hubungan tersebut.

Terus, bagaimana cara kita mengatasi pemikiran-pemikiran ini? Di sinilah Cognitive Behavioral Therapy (CBT) berperan.

Memutus Pola Pikir Negatif dengan CBT

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline