Generasi muda adalah generasi penerus bangsa dimana kehidupan bernegara kelak ada ditangan mereka, sebagai generasi muda tentunya harus bisa menjadi agent of change (agen perubahan) dan agent of Development (agen pembangunan) tentunya hal tersebut menjadi tantangan bagi pemuda saat ini bagaimana tidak generasi muda saat merupakan generasi Z yang tidak lepas dari adanya teknologi. Generasi Z merupakan sekumpulan orang yang lahir di tahun 1995 -- 2010, sekumpulan orang tersebut disebut sebagai generasi Z atau gen net karen dalam kehidupannya selalu terhubung dengan kecanggihan teknologi dan dunia maya yang begitu berpengaruh pada perkembangan kehidupan dan kepribadian mereka.
Dalam akhir-akhir banyak terdapat kasus akan generasi muda yang tidak mempunyai identitas nasional. identitas Nasional merupakan Dalam buku ajar Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi (2016), disebutkan bahwa identitas nasional merupakan jati diri yakni ciri-ciri atau karakteristik, perasaan atau keyakinan tentang kebangsaan yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Hidayat (2009) mengartikan identitas nasional sebagai ungkapan nilai-nilai budaya suatu bangsa yang bersifat khas dan membedakan dengan bangsa lain. Adapun unsur pembentuk identitas nasional antara lain: sejarah, kebudayaan, suku bangsa, agama dan bahasa. Sehubungan dengan kebudayaan, aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional adalah akal budi, peradaban dan pengetahuan.
Salah satu fenomena yang lagi hits yaitu penggunaan bahasa Jaksel dimana bahasa tersebut merupakan mixing antara bahasa Indonesia dan bahasa inggris, tentu hal tersebut bisa merusak eksistensi jati diri bangsa. Selain itu jaman sekarang anak dibawah 10 tahun sudah pandai bermain gadget dan kita juga tidak tahu apa saja yang dibuka, belum lagi maraknya game online yang merusak pikiran anak muda dan tergila-gila bahkan ada yang menjual motor ayahnya. Sungguh fenomena anak muda benar-benar diluar kendali. Akan tetapi yang paling menyita perhatian publik yaitu adanya anak sd yang sudah mempunyai anak dan melahirkan di rumahnya sendiri. Sungguh rusak pergaulan anak muda sekarang.
Di satu sisi kita tidak bisa menolak globalisasi yang terus menerus memberikan kemajuan akan teknologi, dan saat ini dunia youtube menjadi salah satu yang sering diperbincangkan, banyak anak muda sekarang yang tergila-gila akan selebgram, influencer merekomendasikan suatu produk ataupun ucapan mereka yang terkadang memiliki arti kotor, seperti kata "visi foya, misi foya, visi misi foya-foya" padahal kita sebagai anak muda tentunya dibekali dengan akan nilai-nilai luhur keluarga akan tetapi banyak anak muda yang terobsesi akan perilaku para influencer hingga tak heran mereka menirunya seperti "salam dari binjai" yang secara nyata merusak pohon pisang, belum lagi dengan kata-kata "uang bukan segalanya, tapi uang bisa membeli lu". Selain itu saat ini banyak anak muda yang tergila-gila akan dunia K-Pop atau grup musik Korea, bahkan anak muda yang fanatik dengan Kpop sampai tidak mau menerima kritikan, padahal hal tersebut sangat tidak mencerminkan jati diri bangsa dan identitas nasional kita yaitu dengan mencintai budaya dan produk di Tanah Air kita. Sosial media sangatlah merusak para generasi muda, akan tetapi jika kita bisa mengontrol dan menyaring maka kita bisa dipermudah oleh sosial media yang merupakan tujuannya mempermudah informasi.
Sepatutnya sebagai anak muda kita harus mengaca terlebih dahulu identitas dan jati diri bangsa kita, dan sebagai generasi muda kita harus bisa membawa perubahan yang nyata dan lebih baik bagi kehidupan negara, seperti dengan memanfaatkan sosial media dengan baik, mencintai produk dan warisan budaya dalam negeri, tidak meniru sifat buruk para influencer , belajar yang rajin, menggunakan bahasa Indonesia sehari hari. dengan hal hal sederhana tersebut setidaknya generasi muda bisa berefektif dan mempunyai identitas serta jati diri bangsa yang luhur, seperti mengaca pada semboyan Ir.Soekarno "Beri aku 1000 orang tua maka akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda maka akan kuguncangkan dunia."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H