Lihat ke Halaman Asli

Wiselovehope aka Poetvocator

Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

Episode 82: Cursed: Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

Diperbarui: 31 Juli 2023   08:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

(Point-of-view Ocean Vagano:)

'Aku tak tahu mengapa malam ini aku begitu marah kepada Emily yang terang-terangan telah menyelundupkan seseorang tak dikenal ke dalam sini. Walau ia mungkin memang sangat mirip denganku hingga dapat mengelabui semua orang. Mengapa kami semua bisa begitu bodoh? Mengapa bisa begitu lengah di dalam pertahanan sendiri?

Aku bukan tipe pria yang kasar dan dominan terhadap wanita, namun aku juga tak dapat menahan gejolak kemarahanku yang membuncah saat tahu gadis yang kusukai selama ini nyaris saja...

Kecemburuan dan rasa posesif itu biasanya tak pernah ada. Namun seperti samudra yang bergelora akibat badai yang berhembus di atas permukaannya, perasaanku serta semua kekesalan atas ketidakberadaan dan ketidakberdayaanku keluar.

Kuhempaskan Emily ke atas piano itu, dan seakan-akan dengan bertindak demikian ia takkan diinginkan siapa-siapa lagi, segera kulepaskan sebagian besar kain yang menutupi tubuhnya, lalu kuteliti dengan baik apakah ada yang berubah padanya. Adakah bekas pria lain atau bukti bahwa ia telah memberikan dirinya kepada Earth?

Seumur hidupku aku belum pernah memiliki pacar atau tidur dengan seorang gadis, dan aku sadar bahwa kalaupun terjadi, itu sangat wajar.

Memandang Emily sedemikian dekat dan intim baru kali ini kulakukan. Tubuhnya indah, walaupun sosoknya mungil dan ringkih. Semua yang ada padanya sempurna dan sesuai seleraku. Sangat pantas untukku. Cantik, molek dan berisi. Dua bukit kembarnya bagaikan buah apel yang memabukkan. Tubuhnya yang lembut secara liar menstimulasi indra penglihatan dan semua indra perasaku, berhasil menaikkan gairahku ke level tertinggi.

Pintanya agar aku tak melakukan hal itu, tak kudengarkan. Namun pada detik-detik sebelum kuhujamkan milikku dengan penuh nafsu, sebuah suara di jendela membuatku terpaksa menarik diri.

"DUK DUK DUK DUK DUK..." entah ketukan atau suara di luar berusaha memecahkan kaca jendela.

"Siapa di sana?" aku merasa ada yang tak beres.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline