Kembali pada Emily di pantai yang masih berdua saja dengan Earth, yang baru kali ini berhadap-hadapan sedemikian dekat dan intim hingga bibir mereka bertemu bagaikan sepasang kekasih yang dimabuk cinta.
Tapi Emily merasa ada yang belum saatnya ia berikan walau ia harus menuruti semua permintaan dan perintah Earth.
"Tunggu." ia menahan dada pemuda itu saat Earth mendorongnya ke pasir dan mulai menaruh tangannya yang penasaran ke tubuh Emily, seperti ia pernah lakukan beberapa saat silam.
"Teman belum boleh begini. Ini bukan caranya manusia berteman."
"Apa? Kau tak mau menuruti perintahku?"
Earth yang emosinya masih sangat labil merasa terluka dengan penolakan Emily itu.
PLAK! Tangannya mendarat di salah satu pipi gadis itu.
"Ah..." Emily merasa sedikit perih, walau tamparan itu tak terlalu keras.
"Kau tak boleh menyakiti wanita. Kau harus belajar menghormati wanita, sebab ibumu dulu juga seorang wanita." pipi Emily sedikit memerah dan panas karenanya.
Melihat hal itu Earth jadi sedikit menyesal juga. Ia baru saja menyakiti Emily, teman satu-satunya yang ia miliki sekarang sebab Lilian entah berada di mana.