Dengan susah payah, akhirnya semua survivor di luar, rombongan Kompleks Delucas, berhasil tiba di bagian dalam benteng pompa bensin yang dikuasai orang-orang Chestertown. Pintu gerbang kayu yang berat dan tinggi besar itu segera ditutup, sementara di luar gelombang para zombie masih terus berdatangan. Mereka menginjak-injak jenazah rekan sendiri, tak peduli karena mereka hanya ingin mencari makanan, tak hidup maupun hidup!
Rani tahu jika Leon sebenarnya merencanakan sesuatu. Ia hanya bisa ikut bermain sandiwara sambil berharap agar semuanya berjalan lancar. Ia dan Leon dengan segera berkumpul kembali dengan tim dari Kompleks Delucas, hanya saja mereka tak bisa buru-buru gembira dulu. Dua halangan besar menunggu di luar sana dan di depan mata!
"Apa yang sebenarnya kalian inginkan?" Orang-orang Chestertown bermasker yang sebagian besar pria muda hingga setengah baya itu tak berani dulu dekat-dekat dengan Leon. Akan tetapi ia tak langsung menjawab.
"Ia putra sulung Lady Rosemary Delucas! Kami membutuhkan bensin dan bahan bakar untuk pembangkit energi listrik di sini. Apakah kami boleh ikut memilikinya? Berapapun akan kami bayar! Kami memiiki uang lebih dari cukup untuk membeli seluruh kota ini!" Kenneth angkat bicara.
"Ini bukan masalah uang, Sahabat! Pada masa krisis seperti ini, uang seberapa besarpun jadi tak berarti. Kami hanya minta, jika kalian mau sebagian dari bensin yang ada di sini, kalian serahkan gadis itu! Sudah sangat lama kami tak mencicipi tubuh wanita muda asing yang segar dan cantik seperti dirinya!" Beberapa orang tak dikenal itu menggertak balik Kenneth dan Leon yang masih menggenggam lengan Rani erat-erat. Mereka tertawa-tawa penuh imajinasi liar membayangkan sesuatu yang benar-benar sudah terlupakan di temgah krisis ini. Rani kini bagaikan seekor kelinci lemah tak berdaya di tengah-tengah serigala!
Ti-ti-tidak! Rani terkesiap, Tolong aku Orion, kuharap kau ada di sini!
"A-a-apa? Enak saja, hal itu takkan pernah akan terjadi, dasar kalian survivor-survivor bejat! Ia milik kami! Ia gadis milik kami sudah sejak lama sekali!" Kenneth tentu saja ikut menentang keras. Ia dan seluruh anggota go downtown bersenjata masih mengacungkan senjata api juga kepada semua pria tak dikenal itu.
"Well, just for your information. Jika ia tetap ada pada kalian, kami takkan pernah menyerahkan setetespun bahan bakar yang ada di tempat ini kepada kalian!" Bersamaan dengan pernyataan salah satu yang diduga pimpinan mereka, kelompok itu bersamaan terkikih-kikih, "Ayo, serahkan saja gadis itu supaya kami nikmati kesegaran tubuhnya beramai-ramai di tengah oase krisis ini, kalian mungkin boleh ikut juga walaupun akan kebagian sisa-sisanya saja!"
Leon semakin erat menempelkan ujung senjata apinya ke pelipis Rani serta bersiap-siap menekan pelatuknya, "Oh, begitukah? Malah jadi sangat mudah bagiku! Takkan ada satupun dari kita yang akan mendapatkan wanita muda ini, jika ia mati di ujung laras pistolku!"
Kenneth menahan napas, tak pernah akan menduga jika Leon akan senekat ini, Apakah ia bersungguh-sungguh akan menembak mati Maharani Cempaka?
Ketegangan antara dua kubu manusia-manusia itu belum berakhir! Mereka sama sekali tak memperhatikan pintu gerbang kayu tinggi besar yang masih terus didorong-dorong dari luar oleh sangat banyak kawanan zombie. Sepertinya keributan yang terjadi menarik jumlah pasukan yang jauh lebih banyak lagi!