Bukan hanya yang biasa-biasa atau sudah sering dibahas selama ini, barangkali beberapa tips pribadi berikut ini bisa dijadikan masukan.
1. Cermat memilih bahan makanan dan minuman sehat termasuk susu. Apakah kita sering minum susu? Tentu bagi ibu-ibu yang peduli pada anak-anak dan keluarga, tentunya sudah biasa dan sering membeli susu untuk konsumsi anak-anak sehari-hari. Jika selama ini kita semua (bukan hanya yang berpuasa saja) masih cuek dan asal saja memilih susu, kali ini sambil menunggu waktu berbuka puasa, ada baiknya kita mulai coba cermati label atau bahan-bahan yang tertera pada susu cair atau UHT yang ada di supermarket dan minimarket.
Perhatikan, banyak sekali susu yang kandungan susunya masih sangat kurang, bahkan di bawah 50 persen. Lalu, apa saja yang ada dalam sekotak/sebotol susu tersebut? Susu bubuk skim, pewarna, dan tentunya perisa (buah, cokelat, dan lain-lain). Ada baiknya jika kita memilih yang sedikit lebih mahal seribu-dua ribu Rupiah namun jauh lebih banyak kandungan susunya. Bukan hanya ingat beririt, namun demi menjaga kesehatan.
2. Coba perhatikan label kandungan minuman yang kita beli atau minum. Kebanyakan minuman jus RTD (ready to drink) atau minuman buah dari serbuk tidak mencantumkan dengan jelas di merek bahwa minuman tersebut betul atau tidak terbuat dari sari buah asli. Bahkan ada yang kandungan buahnya hanya nol koma sekian persen. Belum lagi berusaha menghindari gula dengan alasan takut menderita diabetes, malah terjebak pada pemanis buatan.
Daripada berusaha mencoba bertindak ekonomis dan membeli minuman serbuk tersebut, lebih baik pada Ramadan ini perlahan beralih ke buah asli yang di-jus atau dimakan langsung saja (buah potong). Meski mungkin agak mahal, namun alangkah baiknya momen makan besar yang hanya dua kali sehari selama 30 harian bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memulai sebuah kebiasaan baru yang jauh lebih sehat.
3. Mulai meninggalkan kebiasaan dan hobi merokok, nge-vape dan sebagainya. Momen yang tepat adalah saat ini, bukan besok atau setelah Ramadan. Udara yang jauh lebih segar pada pagi hingga sore hari sangat menguntungkan kesehatan kita semua. Rasakan paru-paru yang lebih lega dan bersih. Bagaimana jika tekad dan niat Anda untuk berhenti merokok digiatkan kembali? Bukan hanya bagi diri sendiri dan keluarga, juga bagi semua orang di sekitar kita.
4. Belajar mengenai pengendalian diri, kelola emosi dan kesehatan mental. Bukan hanya puasa makan minum saja, akan tetapi belajar mengendalikan kata-kata untuk diucapkan serta belajar mengendalikan mata. Memilih waktu dan mengisinya dengan bacaan dan hiburan yang berfaedah. Tinggalkan gosip, gibah, sindir serta segala kegiatan tak berguna lainnya.
5. Berusaha agar semua yang dilaksanakan sebagai ibadah Ramadan ini tak hanya berhenti hingga usai Idul Fitri saja melainkan bisa diteruskan hingga ke 11 bulan lainnya. Bukan hanya puasa saja melainkan semua kegiatan yang ada demi kesehatan jiwa raga dan juga meningkatkan kedekatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H