Lihat ke Halaman Asli

Wiselovehope aka Poetvocator

Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romance Thriller Apocalypse Episode 69)

Diperbarui: 10 Maret 2023   14:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi desain pribadi

Sebenarnya aku tak terlalu gembira diutus sendirian ke Lab Barn semudah ini, 'begitu saja' tanpa kesulitan. Kurasa ada yang diam-diam Lady Rosemary inginkan dengan apa yang ia titahkan. Oh ya, ruangan di mana Orion berada pasti telah diawasi CCTV 24 jam. Semua perkataan dan perbuatan akan terekam! Jadi... Rani menarik kesimpulan sendiri saat berjalan menuju ke Lab Barn, aku tak boleh terlalu kelihatan mesra atau berbuat macam-macam di sana!

Suasana pagi hari itu sepi sekali. Nyaris tak ada kegiatan di kompleks Delucas yang masih tetap permai bagaikan di resor-resor liburan dataran tinggi Evernesia. Jalan-jalan setapak dan pelataran main mansion yang luas tampak lengang. Rani mempercepat langkah menuju lumbung terbesar yang letaknya agak terpisah dari lumbung-lumbung lainnya di area perkebunan-peternakan. Beberapa petugas dengan masker medis dan face shield berjaga di pintu gerbang ganda. Mereka sudah diberitahu akan kedatangan Maharani, jadi tanpa bicara mereka mengangguk hormat lalu membukakan pintu. Seorang petugas mengantarkan Rani, dengan isyarat tangan mempersilakannya duluan.

Lab Barn lebih mirip sebuah laboratorium rahasia dadakan daripada lumbung pangan biasa. Rani heran, tempat itu bisa disulap sedemikian cepatnya dari sebuah lumbung kosong menjadi ruangan-ruangan putih kecil-kecil berpintu terkunci bagaikan di sebuah rumah sakit. Memang tak menggunakan kaca-kaca atau perangkat kunci bersandi, namun masih sangat terasa aroma rumah sakitnya. Terkesan 'steril' luar dalam dengan wangi karbol pinus dan obat-obatan.

Astaga, tempat ini dipenuhi CCTV. Kelihatannya memang Lady Rose membangun tempat ini dengan modal besar sekali! Wanita itu sanggup melakukan semua yang ia inginkan!

Rani diantarkan menuju satu dari beberapa ruangan kecil di koridor sempit. Tak ada privasi. Pada setiap pintu tersedia jendela kecil untuk melihat kegiatan di dalam.

Sementara di dalam salah satu ruangan itu, Orion sudah terjaga dan sedang berusaha menikmati sarapan sehat yang sudah diantarkan beberapa saat lalu. Pemuda itu sudah merasa jauh lebih baik. Ia hanya heran pada sunyinya suasana di luar dan di sebelah ruangan. Tak terdengar lagi raungan atau keluh kesah Russell setelah kemarin terjadi kehebohan yang membuatnya nyaris tak bisa memejamkan mata. Ia perlu membayangkan dibuai Rani dahulu baru bisa sedikit beristirahat.

"Silakan masuk!" Pintu tiba-tiba terbuka.

"Selamat pa... oh!" Orion mengangkat wajah dan nyaris terpekik gembira saat melihat siapa yang datang. Walau tamunya mengenakan baju hazmat, ia tak butuh waktu lama untuk mengenali sosok mungil itu.

"Permisi Tuan Orion, pintu kamar tidak dikunci, beberapa menit lagi saya datang menjemput Anda, Nona Maharani Cempaka." Petugas pengantar mohon diri, keluar dan menutup pintu.

"Orion..." mata Maharani berkaca-kaca saat bertatapan, "Anda baik-baik saja? Saya disuruh mengantarkan charger ponsel ini kepada Anda oleh istri Anda."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline