"Astaga, kira-kira siapa atau apa yang ada di balik pagar hidup ini, Dok?"
Kenneth bersiaga. Dalam saku jas putihnya selalu tersedia sebentuk senjata api berukuran kecil yang sudah dilengkapi dengan peredam. Ia sudah bertekad takkan menggunakannya jika tidak dalam keadaan terpaksa.
"Sst, jangan bergerak atau bicara keras-keras, Leon," bisik dokter itu sambil mendekat ke pagar hidup yang cukup rimbun dan tebal itu. Lewat celah-celah rapat di antara dedaunan, masih dapat terlihat situasi di luar.
Jalan terlihat sepi, erangan itu masih terdengar sesekali, tak terlalu dekat, tetapi tidak jauh.
Seseorang, atau sesuatu, bergerak-gerak dalam kegelapan. Mungkin manusia yang sedang berjalan pelan, mungkin juga hewan liar.
"Aku belum bisa memastikan. Tapi lebih baik kita pergi dari sini dan mengamati dari ruang CCTV di main mansion saja!"
Kenneth kembali ke dekat Leon dan mengajak anak muda itu pergi. Leon tadinya masih bertahan ingin melihat sendiri, "Dok, mengapa kita tak menunggu lebih lama lagi? Mungkin benar itu zombie Octagon!"
"Jika benar," Kenneth berbisik pelan sekali, "lebih baik kita tak lama-lama di sini tanpa menggunakan masker. Virus Octagon, sama seperti Hexa, bersifat airborne."
Leon bergidik. "Ya, ayo Dok, uh, Kenneth! Come on, let's go inside! Sudah cukup Hexa membuat dunia terpuruk!"
***