Orion, Rani dan Grace segera bergabung dengan beberapa belas orang yang sedang takzim mengikuti perkembangan berita terbaru di televisi. Tak seorangpun bicara atau berbisik-bisik, semua mata nyaris tak berkedip menatap layar LED besar super tajam, sementara telinga mereka mendengarkan setiap kata sang reporter yang berbicara dengan nada serius.
"Everlondon dilaporkan dalam ancaman bahaya besar setelah beberapa pasien pembawa infeksi virus misterius Everance terbukti menyusup ke dalam ruang kargo sebuah pesawat yang mendarat di bandara. Belum diketahui mengapa pasien yang belum lama ini menghilang dari Pharez sampai bisa berada di dalam pesawat itu, diduga keras mereka telah tertular dan masuk sebelum diadakan lockdown. Setelah berhasil dilacak dan 'dilumpuhkan' oleh yang berwajib, jumlah dan keberadaan pasti sisa-sisa 'kawanan' mereka hingga kini belum diketahui. Jasad mereka kini masih diteliti oleh tim EHO untuk kemudian akan dimusnahkan, karena dinyatakan 'sangat menular'. Virus misterius itu telah resmi dinyatakan sebagai Novel Octagon Virus atau 'virus Octagon jenis baru' oleh EHO. Memiliki bentuk serupa kristal segi delapan, virus Octagon diprediksi jauh lebih mematikan daripada 'virus pernapasan Hexa'. Sejauh ini, Octagon diketahui menular secara airborne atau melalui udara dan via kontak 'jarak dekat'. Bagaimana cara lain virus ini menular dan 'tindakan pencegahan sementara' akan segera ditayangkan oleh EHO setelah tayangan breaking news ini.
Everlondon kini resmi dinyatakan tertutup bagi semua pendatang. Semua jalur transportasi ke dalam dan ke luar kota telah diblokir, walaupun kami belum mendapatkan informasi apakah tindakan pencegahan ini dapat menghambat perkembangan virus Octagon atau tidak!
Semoga tragedi pandemi global tak terulang kembali. Diharapkan semua penduduk Everopa waspada, kembali mengenakan masker, menjaga kesehatan, serta tetap tenang. Terima kasih dan tetaplah mengikuti instruksi pihak berwenang yang akan kami tayangkan update-nya setiap jam di EverTV, selamat sore!"
"Oh, no, jadi kita semua kembali mengenakan masker?" Leon agaknya tak begitu suka pada 'saran' itu.
Dokter Kenneth menimpali, "Jika kita terpaksa keluar dari kompleks ini, kurasa, betul sekali. Ingat, saat masih ada virus Hexa, bahkan yang patuh menjalankan protokol kesehatan pun masih bisa terkena!"
"Uh, mengerikan. Kita mungkin takkan pernah lagi bisa lagi jalan-jalan ke Everlondon, barangkali untuk selamanya!" Grace meratap sedih.
"Uh, maaf, Grace. I'm so sorry. Aku juga..." Rani kehilangan kata-kata, "seharusnya aku bersyukur, saat ini sudah cukup jauh dari Everlondon. Ternyata Tuhan punya rencana baik untukku."
Mendengar itu Orion turut tersenyum kecil, namun segera lenyap dari wajahnya. Khawatir jika ekspresinya akan tertangkap oleh semua yang hadir lalu menimbulkan kecurigaan, disembunyikannya perasaan secepat mungkin. Dalam hatinya ia membenarkan, Ya, jika saja Rani tak berada di sini, mungkin untuk selamanya aku takkan bertemu dengannya, juga takkan pernah akan tahu jika Lady Rose 'menjebakku' sedemikian rupa.
Lady Rosemary segera mematikan televisi dan memulai percakapan serius. "Well, semuanya, kelihatannya situasi dan kondisi dunia Ever hari ini kian menyedihkan. Kemarin malam dokter Kenneth telah memberi kita peringatan pertama. Semua bencana ini tak dapat diprediksi, tak dapat dicegah. Sebagai pemimpin di kediaman Delucas, aku tak ingin jika ada satu orangpun dari antara kita yang terkena infeksi seperti ini. Sesuatu yang mungkin belum tiba di Chestertown dan juga tak terlihat mata. Tetapi, tak ada salahnya jika kita tetap waspada! Kita akan bekerjasama melalui semua ini. Ingat, mulai saat ini, tak ada yang boleh keluar kompleks Delucas tanpa izin!" Saat mengatakan itu, tatapan Lady Rose tegas tertancap pada mata cokelat Orion.