Menulis dan membaca ulang apa yang kita tuliskan sebenarnya adalah kegiatan yang mengasyikkan.
Bukan hanya iseng saja, melainkan ada banyak hal yang bisa kita lakukan dan temukan.
1. Menemukan hal yang mungkin kita lewatkan untuk diperbaiki, dikurangi atau ditambahkan. Koreksi dan edit ulang akan membuat kita semakin awas dan lebih berhati-hati dalam menulis.
2. Menggali ide-ide lama yang pernah kita cetuskan dan betikkan. Tidak ada salahnya saat kita sedang buntu atau stuck, kita sejenak kembali menapak tilas semua yang kita tuliskan. Siapa tahu ada hal lama yang bisa menginspirasi, bisa kita gunakan tanpa menirunya kembali melainkan membuat alternatif, variasi dan memberinya kesegaran dan napas baru.
3. Membuat kita yakin, percaya diri dan termotivasi kembali, menghidupkan kenangan bahwa kita pernah menghasilkan karya yang dihargai dan masih terus dibaca serta akan kembali menghasilkan karya hebat berikutnya.
Jadi jangan segan dan malu-malu membaca ulang karya fiksi dan non fiksi kita. Selain menyenangkan, kita jadi bisa mengenali dan mempelajari sendiri gaya penulisan kita sehingga menjadi ciri khas dan identitas yang tak bisa dipisahkan.
Penulis-penulis yang memiliki ciri khas dan identitas akan dengan mudah dikenali dan dilanggani oleh pembaca. Ibarat seorang koki atau desainer busana, penulis yang mampu memberi sentuhan berbeda dengan penulis lainnya akan lebih menonjol dan bersinar serta akan selalu dirindukan oleh pembaca setianya.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H