Orion masih berdiri sendirian di beranda itu. Ia masih teringat benar pada kejadian beberapa saat yang lalu.
Lady Rosemary kerap menggodanya. Sebagai istrinya yang sah, tentu saja wanita itu tak bersalah jika berusaha menggoda dan memikat suaminya dengan segala cara. Tubuh wanita itu memang masih kencang, langsing dan sintal walau sudah memasuki usia empat puluhan. Sebagai pria muda yang tertarik kepada lawan jenis, Orion tentu saja ingin mencoba untuk membuktikan diri. Mungkin lebih seperti tantangan, sebuah pemenuhan kebutuhan fisik belaka. Seperti yang sering dilakukan pria manapun di seluruh dunia, dengan atau tanpa partner. Sangat alami, sangat masuk akal.
Namun tanpa cinta, Orion merasa mustahil dirinya bisa bersama dengan siapapun. Ia seorang pemuda penurut dan pendiam yang tadinya menurut saja pada kemauan sang ibu. Ia baru saja kembali dari Everlondon, seorang pianis yang sukses dan mulai populer. Tetapi tiba-tiba saja ibunya memintanya kembali ke Chestertown dan mengajukan permohonan mendadak yang tak dapat ia tolak, walaupun ia sangat tak setuju!
Rani, maafkan aku, tapi mengapa kehadiranmu di tempat ini membuatku sedikit menyesal pada keputusan yang kuambil? Andaikan bisa kuputar balik waktu, akan kutolak mentah-mentah permintaan absurd ibuku untuk menikahi Lady Rosemary Delucas! Namun jika aku tak berada di sini, juga mungkin aku takkan pernah mengenalmu! Ah, betapa malangnya diriku! Orion bermonolog dalam sepi.
Ia sungguh sudah tak tahan lagi! Segera menghambur masuk, pergi ke sebuah kamar pribadi yang memang disediakan baginya ketika ia tak dibutuhkan oleh Lady Rosemary. Dilepaskannya semua yang melekat pada tubuh, lalu dinyalakannya keran shower air hangat.
Mandi malam mungkin bisa meredakan sedikit gejolak yang sudah ia pendam-pendam dan tahan-tahan semenjak malam pernikahannya. Ia selalu batal melakukan hal yang sesungguhnya dengan Rose, hingga istrinya menjadi sangat marah. Ia sudah memandang dan mulai hafal dengan setiap inci dan milimeter kulit dan lekuk tubuh Rose, namun ia tak bisa melakukan lebih dari sekadar pelukan, ciuman hingga percumbuan.
"Maaf, Lady Rose, aku harus bisa mencintaimu dulu! Kita baru beberapa hari saling kenal, masih terlalu dini, jadi maaf, aku belum bisa bercinta denganmu!" Demikian Orion pernah katakan pada malam pertama mereka.
"Apakah tubuhku kurang menarik bagimu? Atau jangan-jangan, kau hanya menginginkan hartaku saja, sama seperti bedebah itu, ayah kandung Leon dan Grace? Cih, Orion, tidak bisa! Kau akan memilikiku, dan aku akan memilikimu!" Lady Rose berkeras hati, "Aku menikahimu karena aku ingin merasakan sekali lagi cinta sejati seorang pria! Ternyata kau, yang kuanggap pantas untuk mendampingiku, belum bisa! Baiklah, akan kuberi kau kesempatan sekali lagi. Awas saja jika selama sebulan ini kau tak mencoba untuk betul-betul jatuh cinta kepadaku!"
Ancaman serta godaan Lady Rose selama beberapa malam ini juga belum bisa membuat Orion jatuh cinta. Pemuda tampan nan malang itu hingga kini masih belum bisa, hingga akhirnya, dini hari ini sudah tak dapat ditahan-tahannya lebih lama lagi.
Diambilnya sabun mandi cair, lalu dilakukannya semua sendiri keinginan purbanya di bawah kucuran air hangat shower yang mengalir deras dan halus...