Lihat ke Halaman Asli

Wiselovehope

Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 5)

Diperbarui: 3 Februari 2023   10:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi dokumentasi pribadi

"Oh, ha-ha-hai, selamat malam, Tuan Delucas," Maharani tergagap menyadari sosok yang tetiba hadir di belakangnya dan kini berdampingan dengannya. Pemuda Everopa itu mengenakan stelan jas semi formal yang tampak elegan namun nyaman dikenakan. Sangat pantas di tubuhnya yang langsing, tinggi, ideal dan atletis.  Rambutnya cokelat sedikit gondrong hampir menyentuh bahu. Maharani tampak agak mungil di sisinya. Pemuda itu bertumpu pada pagar beranda, menatap lawan bicaranya dengan pandangan hangat. Tidak terkesan genit apalagi penuh nafsu, hanya ramah atau bersahabat. Atau mungkin lebih dari itu? Demikian sempat terlintas di benak Maharani.

"Akhirnya kita bisa bertemu berdua saja, Nona Maharani. Jangan memanggilku Tuan Delucas. Sebenarnya aku bukan tuan besar dalam keluarga ini. Panggil saja aku dengan nama kecilku, Orion."

Suara pemuda itu begitu merdu didengar, senyumnya juga begitu manis, bibir lembut berpadu deretan gigi putih bersih terawat. Hidungnya mancung, matanya sedikit sipit dengan bola mata berwarna cokelat dan alis tebal lurus panjang. Maharani merona, ia tak pernah memperhatikan wajah lawan jenis sedetail ini. Buru-buru memalingkan wajah, kembali menatap pemandangan malam yang indah.

"Oh, baiklah, Orion. Maaf, aku belum terbiasa. Aku diajar keluarga besarku untuk selalu hormat kepada orang lain, terutama atasan atau majikanku, seperti Anda. Aku juga, Anda bisa memanggilku Rani."

Orion seperti ingin tertawa dan mengatakan sesuatu kepada gadis itu, namun dengan susah payah akhirnya berhasil menahannya, "Uh, baiklah, Rani, nama yang sangat indah, aku sangat mengagumi ketulusan Anda. Kudengar keluarga Bangsa Evernesia sangat meninggikan adat sopan santun, ramah tamah, bekerja sama dan toleransi, bukankah begitu?"

"Ya, betul sekali. Oh, Anda sebaiknya tidak berdua saja denganku, Istri Anda dan anak-anak, uh, tiri Anda nanti mencari," Maharani bertambah sungkan, merasa pipinya bertambah panas saat mata pemuda itu menjelajahi wajahnya.

"Biarkan saja perempuan tua itu! Aku sesungguhnya bukan suaminya!"

Ehhh? Maharani terbengong, tak percaya pada apa yang baru saja Orion ucapkan dalam nada berbeda itu.

"Excuse me, apa maksud Anda?"

"Maksudku, Lady Rosemary dan aku memang baru saja menikah, namun sesungguhnya bukan karena cinta. Sebenarnya, karena ibuku..."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline