Sudah beberapa tahun terakhir ini Mei Ling aktif menjadi seorang pemburu angpao. Bukan hanya karena masih lajang atau butuh uang. Mei Ling sebenarnya tak seberapa ingin Rupiah di dalamnya. Bahkan jujur kata, Mei Ling sama sekali tak tertarik atau cinta pada pacar (atau mantan-mantan) yang membawanya ke rumah mereka yang mewah dan bertemu dengan keluarga dan orang tua yang pasti kaya raya itu.
Mantan-mantan? Apakah ia seorang playgirl? Mei Ling bukan gadis kota sembarangan. Berpenampilan cantik, bertubuh semampai, dan tentu saja dapat diandalkan dalam 'pekerjaan sampingannya'. Sebagai mahasiswi universitas swasta ternama di Jakarta, Mei Ling bisa disebut bunga kampus. Kulit kuning langsat bening bak model plus mata sipit menawan, ia sering disangka Gadis Korea. Banyak pemuda kampus jatuh hati, berusaha keras mendekatinya. Tentu saja Mei Ling tak segera menerima. Sejauh ini, pintu hatinya belum terbuka.
Mei Ling seratus persen berdarah Tionghoa dari ayahnya, pengusaha sukses pemilik beberapa toko retail beberapa ruko ibu kota. Hanya saja, tak banyak diketahui jika keluarga Mei Ling bukan hanya OKB, orang kaya biasa. Jika pada siang hari kelihatannya ayah Mei Ling, duda yang akrab disapa Koh Ahiung sibuk berbisnis seperti biasa, di luar jam kerja sebenarnya Koh Ahiung diam-diam menjalankan roda bisnis rahasia. Salah satunya, tentu saja dengan bantuan Mei Ling. Tugas awalnya sederhana, berusaha berkenalan dan diterima oleh keluarga-keluarga pesaing bisnis sang ayahanda. Koh Ahiung yang ramah dan pintar bergaul kerap mempromosikan bisnis kepada sesama pengusaha. Salah satu manuver awalnya, memperkenalkan Mei Ling kepada mereka.
"Ini anak gadisku satu-satunya, cantik, bukan? Namanya Mei Ling, umur jalan dua puluh, masih kuliah, belum punya pacar, lho! Siapa tahu kalian punya putra yang ingin diperkenalkan!" bangga Koh Ahiung setiap kali memperkenalkan Mei Ling.
"Selamat siang Om, Tante. Nama saya Mei Ling. Senang berkenalan dengan Anda berdua!" sapa Mei Ling dengan penuh keramahan dan senyum manis menawan.
"Wah, Koh Ahiung hoki benar punya keluarga bahagia dan penerus cerdas dan cantik seperti Anda, Nona Mei Ling! Senang juga berkenalan denganmu." biasanya para om dan tante sebaya orang tuanya itu langsung menyambut ceria. Hanya dengan beberapa basa-basi, mereka segera menjadi akrab.
Mengenakan busana terbaik dan riasan ter-wah bak seorang putri, Mei Ling juga kerap diboyong ke perjamuan atau pesta-pesta keluarga, entah resepsi pernikahan atau hanya acara santai malam. Acara makan bicara kerjasama bisnis sambil saling memperkenalkan keluarga. Di sana biasanya hadir putra-putri om-tante sahabat Koh Ahiung. Tentu saja Mei Ling mengikuti instruksi rahasia Sang Ayah: "Berkenalan. Pepet mereka. Buat mereka jatuh cinta!"
Pemuda-pemuda yang hanya beberapa tahun di atas Mei Ling itu sebenarnya tidak lagi percaya pada perjodohan. Mungkin malah sebenarnya sudah punya pilihan hati sendiri-sendiri. Namun pesona Mei Ling yang tak terbantahkan dengan mudah memuluskan setiap langkah perkenalan.
Misalnya saja Teddy Tan, 24, putra sulung Koh Tan saingan Koh Ahiung. Teddy cukup tampan, hati Mei Ling sempat berdebar-debar juga dibuatnya. Pria idaman wanita, wajah polosnya mirip Song Joong Ki. Pemuda yang ramah dan juga masih lajang. Setelah beberapa kali bertemu dengan Teddy, Mei Ling berhasil mendapatkan simpati dan menerima pernyataan cinta pemuda itu. Teddy sangat gembira, begitu pula Koh Tan. Ia merasa bisnisnya akan bertambah jaya apabila kelak berhasil berbesan dan beraliansi dengan Koh Ahiung.
Sayang sekali, semenjak menjalin kasih dengan Mei Ling, keluarga Teddy sepertinya perlahan diporoti. Apalagi semenjak membawa Mei Ling ke rumah mewahnya saat perayaan Imlek. Sebelumnya Teddy belum pernah mengajak Mei Ling sama sekali memasuki pagar rumah kediaman pribadi. Setelah kedatangan Mei Ling ke rumahnya, entah mengapa terjadi beberapa kesialan beruntun. Pertama, rekening bank Koh Tan kebobolan. Beberapa minggu kemudian, salah satu toko mereka kebakaran. Teddy dan ayah-ibunya semula hanya menduga jika kedua kemalangan itu hanyalah kebetulan, nasib kurang beruntung saja. Sesuai ramalan, shio tahun itu memang konon kurang baik bagi mereka. Mereka percaya jika rezeki bisa datang kembali jika memang cobaan sudah berakhir.