Apakah Anda tahu kisah nyata pembunuhan paman oleh keponakan wanita yang marah akibat kucing Angora-nya dibunuh sang paman?
Atau tak usah jauh-jauh, seorang rekan dunia maya saya yang marah karena membaca opini lugas saya yang kemudian membuatnya baper dan lantas mengatai saya dengan sebutan ala kebun binatang?
Marah. Sumbu pendek pertahanan diri manusia yang mampu memicu banyak sekali reaksi yang kebanyakan negatif, berbahaya dan merusak.
Jika hanya sebatas kata-kata, mungkin masih okelah 'untuk sebagian orang'. Apalagi untuk yang cool seperti saya. Eh, tapi kok saya tuliskan ya? Mungkin karena marahnya dia ke saya malah menginspirasi, membuat muncul ide menarik ini.
Marah adalah cara makhluk hidup mengekspresikan ketidaksetujuannya. Jika bisa dikendalikan dengan baik (anger management), mungkin bisa berdampak positif. Namun sayangnya kadang rasa marah/amarah itu berlanjut menjadi tindakan yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
Dulu ada rekan saya punya kekasih yang mudah sekali marah. Jika sedang emosi, cowok itu segera meninju tembok. Kadang hingga tangannya berdarah-darah. Seram!
Ada juga rekan yang saya kenal hot-tempered, sering meledak jika ada yang tidak setuju di hati lalu bisa meledakkan segalanya; lempar barang, jika perlu tinju melayang.
Bagaimana kiat dasar atau tips sederhana mengatasi sumbu pendek ini?
1. Saat marah, buru-buru kendalikan diri kita. Jangan segera beri reaksi yang kemudian bisa merugikan diri sendiri.
2. Tarik napas panjang dan tahan. Hembus perlahan-lahan. Jika masih merasa marah, ulangi.