Banyak orang bangga jika memiliki followers, teman dan pendukung yang banyak. Merasa dikelilingi oleh mereka-mereka yang setia, suka me-like dan angguk kepala serta berkata, yes! Right! True! I agree! dan lain sebagainya.
"Ketahuilah, tidak semua teman dan pendukung kita sebenarnya bisa dijadikan sahabat."
Seringkali kita berpikir jika kesamaan pengalaman, sejarah, sekolah/kuliah, asal daerah, hobi, bakat, minat dan lain sebagainya bisa dijadikan dasar persahabatan. Belum tentu, lho!
1. Sahabat adalah mereka yang bukan hanya selalu men-support kita, apapun yang kita perbuat. Jika mereka kurang setuju, mereka kadang kritis, memberi peringatan pahit namun benar dan jujur, tak berusaha selalu menyanjung dan mendukung.
2. Sahabat takkan berkata-kata kurang layak atau mengatai kita, sekalipun hatinya sedang tidak senang. Sahabat memilih kata terbaik yang tidak akan melukai perasaan kita.
3. Sahabat akan mendukung apapun pilihan kita, tapi sebelumnya ia akan memberi masukan berarti dahulu yang boleh kita terima atau tidak.
Tidak semua orang yang ada di sisi kita bisa dengan naif kita anggap sebagai sahabat. Bagaimana cara mengetahuinya? Lama pertemanan dan persahabatan itu sendiri bukan masalah. Banyak sekali orang yang mungkin sudah cukup lama kita kenal namun tidak juga bisa timbul rasa persahabatan di antara kita dan mereka. Mengapa bisa terjadi seperti itu, dan bagaimana ciri-cirinya?
1. Mereka hanya akan muncul jika ingin mendapatkan keuntungan dari kita.
2. Mereka kadang menganggap negatif pada kita dan baru akan berubah positif setelah kita ikut mendukung mereka. Bukan timbal balik yang bermutu melainkan jika ada maunya saja.
3. Mereka memanfaatkan pertemanan kita sebagai sarana untuk memperoleh pengakuan, misalnya saya temannya si A, artis itu! Saya sahabat si B, penulis terkenal itu! Namun tanpa makna berarti alias hanya omdo, omong doang.