Beberapa saat silam baru saja saya menerima perkataan tidak mengenakkan dari 'mantan' sebuah grup Whatsapp kepenulisan. Mengapa mantan? Karena kemudian saya dikeluarkan tanpa alasan yang jelas.
Bahkan, bukan curcol ya, saya dikatai dengan nama hewan. Sebenarnya tidak masalah, sebab bagi saya hewan yang disebutkan ke saya itu human's best friend, kok. Yang mungkin tidak suka ya akan tersinggung, tapi saya sebagai penulis yang netral ya santai saja. Saya menganggapnya lucu dan berbulu.
Malah gara-gara itu saya jadi dapat ide baru. Apa saja opini saya tentang etika ber-grup?
1. Mungkin memang tidak ada batasan etika jelas dalam ber-WA, namun jika kita kurang hormat kepada sesama pengguna, apakah kita juga bisa berharap akan dihormati oleh pengguna lain?
2. Apakah jika ada pelanggaran etika dan penghinaan atau penyebutan secara kasar dalam ber-WA bisa dilanjutkan ke ranah hukum? Mungkin saja. Namun sekali lagi karena saya pada dasarnya (semoga) selalu berpikir positif, berpanjang sabar dan pemaaf, saya maklumi saja dan mencoba melupakan. Mungkin yang bersangkutan sedang emosi, banyak pikiran, dan sebagainya.
Mungkin opini-opini saya secara pribadi secara tak sengaja sudah menyinggungnya (walau bukan di dalam chat grup tersebut) namun di ranah lain/tulisan saya, dan untuk itu saya mohon maaf. Tapi tunggu dulu, bukan bermaksud membela diri, saya tidak pernah menyebut nama dan grupnya. Jika sampai tersinggung, bisa disimpulkan sendiri.
3. Apakah dengan adanya pemakaian kata-kata yang kurang elegan tersebut yang bersangkutan masih merasa enak, lega, dan malah mendapatkan dukungan dari grupnya?
Sebagai sesama pengguna WAG dan media sosial lainnya, semoga bisa menjadi pelajaran dan pertimbangan.
Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H