Lihat ke Halaman Asli

Wiselovehope aka Poetvocator

Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

Episode 15: Cursed Kutukan Kembar Tampan (Novel Romansa Misteri)

Diperbarui: 3 Januari 2023   09:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desain dokumentasi pribadi

"Jangan takut, Em. Aku ada di sini." Ocean memeluk gadis itu, mereka berdua terduduk di sofa dengan jantung berdebar-debar dan keringat menganak sungai. Emily yang sudah beberapa kali mengalami kejadian aneh, kali itu tak ingin lagi memendam semuanya sendirian.


"Ada sesuatu atau seseorang di sini. Aku takut!"


"Suara itu juga sudah sering kudengar, makanya aku tak seberapa takut lagi. Tapi malam ini memang lebih kencang dan keras dari biasanya, seolah-olah ia sangat dekat!" Ocean masih mendekap Emily dengan sabar, seolah-olah ia memang pacarnya sendiri.
"Jadi, apa yang harus kita lakukan? Apakah memang ada yang namanya werewolf atau hantu di puri tua seperti ini? Dan mungkinkah makhluk itu bersembunyi di lorong bawah tanah?"


"Besok akan kuadakan penyisiran!" Ocean bertekad akan menyelidiki semuanya.


"Terima kasih." Emily baru sadar kalau dua bukit dada kecil tapi padatnya masih menempel erat di dada Ocean yang lapang. Sedikit malu-malu ia menjauh, padahal aroma tubuh cowok itu sungguh enak seperti lautan.


"Sini, gak usah jauh-jauh! Nanti makhluk itu datang lagi dan mengoyak-ngoyakmu!" Ocean melingkarkan lengannya yang panjang dan kuat seakan membentengi Emily. Dan entah mengapa, gadis itu tak menolak.


"Emily, jujur saja, sejak kau ada di sini, sejak melihatmu, aku sudah menyukaimu." akhirnya pemuda tampan berambut panjang itu berhasil mengatakan perasaannya.

Ehhhh... Emily terpana. Ini mimpi atau sungguhan 'sih?

"Kau tak suka aku, tak apa-apa. Aku sadar, hanya bisa berada di pulau ini untuk seumur hidupku dan bukan orang yang bisa bebas bepergian kemana-mana, mungkin Emily bukan gadis yang akan mau dengan cowok yang terbelenggu selamanya di pulau terasing sepertiku."

"Eh, bukan begitu 'sih..." Emily menutup mulut Ocean dengan jari telunjuknya. "Hanya saja, aku yang merasa tak layak bahkan untuk berada di sini. Ini terlalu luar biasa untuk gadis biasa dan sederhana sepertiku. Dan kau terlalu baik dan juga terlalu tampan untukku. Ups." Emily tersadar kalau pujian yang baru ia lontarkan terdengar konyol dan gombal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline