Seringkali kita merasa jadi korban bully alias victim, lalu malah play victim atau malah jadi drama queen/king. Tulis status galau bin putus asa, menjelekkan orang lain, menyalahkan keadaan. Padahal ada sosok yang dua ribu tahun silam alias jauh lebih dahulu menjadi korban walau tak bersalah.
Yesus Kristus Putra Allah, Manusia Ilahi yang tanpa dosa, dalam sosoknya yang sama seperti kita sesungguhnya sudah mengalami semua yang kita derita selama ini. Bahkan lebih lagi dari kita, Ia lahir ke dunia bukan untuk jadi selebriti yang dipuji, melainkan untuk membuka jalan keselamatan. Ia mengorbankan diri ibarat meratakan jalan yang dahulu curam tak terdaki, jurang terjal tak terseberangi, palung lautan dalam tak terselami.
Apa yang kita alami mungkin sangat berat, namun sesungguhnya tak seberapa dibanding Yesus yang dahulu tanpa salah dosa harus menanggung semuanya. Salib hingga kematian.
Kita sepatutnya berusaha tabah, sabar, berusaha meneladani Sang Bayi Natal yang tak berdosa itu. Apa yang kita alami selama ini mungkin sebuah ujian sukar lagi sulit. Jika berkaca pada Yesus yang juga sama seperti kita (pernah sedih, marah, mempertanyakan kepada Bapa) namun pasrah kepada kehendak Bapa, hendaklah kita minta bimbingan-Nya agar menjadi lebih kuat.
Menjadi victim yang play victim / drama queen sama sekali bukan jalan keluar. Bisa jadi kita hanya menumpuk dosa. Pengaduan kita bukanlah dialamatkan kepada sesama manusia melainkan kepada Maha Pencipta Manusia. Seperti Yesus dalam wujud manusianya, hendaklah kita sabar dalam sengsara, tekun dalam doa.
Berharap terus, keep hope alive. Bekerja dan berusaha, ora et labora.
Waktu tanpa batas dan usaha tanpa henti jika berkolaborasi akan memberikan hasil luar biasa. Jadilah kuat dan penuh harapan. Biarkan Tuhan Yang Maha Esa buka jalan dan beri jawaban. Amin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H