Lihat ke Halaman Asli

Wiselovehope

Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

Ibu Dua Dunia, Cinta Tak Kenal Waktu

Diperbarui: 20 Desember 2022   16:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi via Pixabay

Wahai Anak-anakku, bacalah sejenak sebuah kisah nyata nan belum pernah terungkap. Ibu berjuang di dua dunia, berikan segala untuk kalian. Walau mungkin Ibu tak ada di sisi sepanjang hari, setiap pagi hari sebelum kalian terjaga dari lelap, Ibu telah lebih dahulu buka mata, sapa dunia. Ibu rela lawan lelah kantuk yang masih menggelayuti. Ibu mungkin belum lagi cukup tidur, namun Ibu rela, asal kalian bisa bawa sepotong roti atau sekotak nasi putih dan lauk kesukaan untuk bekal sekolah nanti. Masakan Ibu sederhana saja, ala kadarnya, apa yang masih kita miliki di lemari es. Ibu mungkin tak punya bahan makanan lezat dan mahal sebagai bekal, akan tetapi ibu sediakan sendiri seadanya, walau hanya telur ceplok atau orak-arik. Ibu harap kalian suka dan menikmatinya.

Jika malam hari tadi hujan dan udara masih terasa dingin, Ibu didihkan dan siapkan satu termos air untuk nanti kalian mandi agar tidak kedinginan. Ibu tak ingin kalian kedinginan, Ibu rindu kalian mandi air hangat.

Sebelum Ibu berangkat kerja, Ibu siapkan seragam-seragam sekolah kalian, sepatu, topi, dan segalanya. Ibu pastikan kalian tak kekurangan bekal, air minum, maupun lupa kebutuhan sekolah apa yang harus dibawa hari ini. Jika belum ada, Ibu belikan dulu di pasar atau toko terdekat. Kalian diantar ke sekolah oleh Ayah, sementara Ibu harus berangkat bekerja.

Walaupun Ibu bekerja sepanjang hari Senin hingga Jumat, Ibu sempatkan diri untuk selalu memantau pelajaran sekolah kalian di grup sekolah. Apa yang besok kalian butuhkan, Ibu catat. Apa yang kalian harus pelajari, Ibu usahakan agar tidak lupa.

Perjuangan Ibu sepulang kerja belum lagi usai. Setelah membersihkan diri dan kadang menyiapkan makan malam, Ibu tidak bisa serta merta beristirahat melepas lelah. Ibu bahkan tak sempat menikmati sajian di televisi. Adik belum lagi bisa belajar seorang diri, Ibu masih harus turun tangan. Mungkin Ibu belum bisa seperti Bu Guru di sekolah, mengajar sepenuh hati dengan segenap kesabaran. Ibu masih sering terbawa perasaan. Kadang Ibu marah-marah atau bahkan membuat Adik menangis. Maafkan Ibu, Dik.

Kadang Kakak juga masih kurang Ibu perhatikan. Kakak semangat bercerita mengenai kejadian hari ini, namun Ibu kadang abai mendengarkan karena sedang mengajari adikmu. Maafkan Ibu, Kak.

Terima kasih, Ayah. Engkau seringkali datang turut membantu dengan sapa segarmu dan rendah ucap tegurmu. Kadang Ibu lelah, namun Ibu berjuang agar kalian semua mendapatkan segenap perhatian dan kasih sayang seutuhnya.

Jika Adik sudah selesai belajar atau mengerjakan pekerjaan rumah, Ibu terkadang masih memiliki sekadar waktu luang untuk memasak sedikit camilan pukul delapan. Kadang Ibu memasak sup, bubur, atau hanya mie instan. Akan tetapi jika tidak sempat, Ibu akan mengoleskan roti tawar kesukaan kalian dengan selai cokelat atau keju. Ibu tak ingin kalian nanti berangkat tidur dalam keadaan lapar, jadi kita usahakan makan bersama walau hanya menu ringan.

Jika masih ada waktu luang sebelum kita berangkat tidur, kita bisa menonton sebuah film, membaca buku atau bermain bersama. Kadang Ibu ajari kalian menggambar dan melukis atau apa saja yang Ibu bisa.

Di akhir pekan, jika hari cukup cerah, kita bisa pergi berjalan-jalan bersama Ayah. Kita duduk makan bersama di restoran kesayangan, memesan ayam atau pizza, atau hanya makan es krim dan kentang goreng. Setelah itu kita pergi bermain bersama-sama. Kita jepretkan beberapa foto sebagai kenangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline