Lihat ke Halaman Asli

Wiselovehope

Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

Menulis Bisa Tanpa Target, Namun Tetap Butuh Tujuan, Apa 'Sih Bedanya?

Diperbarui: 14 Desember 2022   04:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi via Pixabay

Menulis seringkali dikaitkan dengan berbagai target (goal) alias poin-poin apa yang ingin dicapai si penulis. Yang dimaksud target di sini adalah jumlah kata, berapa karya atau artikel yang dibuat, dan lain sebagainya. Kadang memang target itu perlu. Mungkin agar lebih memotivasi, buat semangat, memacu dan mencambuk diri, dan lain sebagainya

Namun salah besar jika target dijadikan beban ala kejar setoran. Misalnya seperti determinasi dan pola pikir dengan target seperti di bawah ini:

1. "Si A bisa nulis 2000 kata, aku harus bisa 5000 kata!"

Nulis tidak bisa dipaksakan. Setiap penulis memiliki kapasitas dan waktu masing-masing.

2. "Si A bisa dapat 200 dolar sebulan, aku harus bisa 500 dolar!"

Nulis jika hanya demi mengejar uang, sesungguhnya takkan terasa nikmat. Bukankah kita bekerja dalam bidang apapun bukan hanya demi gaji? Jikalau ya, sungguh sayang sekali jika waktu dan proses sebuah pekerjaan tidak dinikmati.

3. "Si A karyanya yang mainstream itu laku keras, aku juga harus bisa menulis ala mainstream!"

Mainstream itu apa? Dalam penulisan fiksi misalnya bisa dicontohkan 'ala-ala' konflik rumah tangga, perselingkuhan, poligami, jurang si kaya - si miskin, kekuasaan/kesempurnaan berlebihan, dan lain sebagainya. Tidak semua penulis menyukai dan bisa menguasai penulisan ala mainstream. Kadang karena sudah terlalu banyak yang menulis demikian, yang ada malah jadi jenuh sendiri.

Bagaimanapun, seorang penulis tetap butuh tujuan. Berbeda dengan target, tujuan adalah destinasi alias garis akhir yang dicapai. Di sini saya misalkan beberapa tujuan menulis kita di Kompasiana.

1. Berusaha mencapai minimal 3000 views unik per bulan. Caranya, sehari rata-rata targetkan 100 views saja. Saya pribadi rasa 1-5 artikel cukup. Bisa lebih, puji syukur.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline