Lihat ke Halaman Asli

Wiselovehope aka Poetvocator

Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

Mengapa Menulis Wajib Pakai Hati, Logika, dan Etika? Cari Tahu Jawabannya di Sini!

Diperbarui: 8 Desember 2022   07:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi via mairanny.wordpress.com

Menulis barangkali dianggap banyak orang 'sama saja' dengan berbicara. Apa yang bisa diucapkan, dikatakan, intinya semua kata dalam kamus, adalah bahasa yang dikenal sekelompok manusia bernama bangsa.

Namanya juga metode komunikasi. Rasanya 'sih sah-sah saja digunakan oleh siapa saja, kapan saja, di mana saja.

Akan tetapi apakah dengan stereotype itu, menulis juga bisa semaunya dan seenaknya?

Jika kita berbicara (lisan) dengan pasangan, keluarga, teman akrab, sahabat, dalam lingkup kecil, barangkali masih tak apa-apa bercanda atau mengucapkan hal-hal yang bisa dianggap biasa saja. Namanya juga bergaul, akrab, saling goda, kadang nyeleneh ya tak masalah.

Sayangnya banyak kita tak tahu atau mungkin tahu namun kurang peduli pada perbedaan mendasar antara menulis dengan berbicara.

Berbicara hanya akan didengarkan sekelompok orang, kecuali jika direkam atau difilmkan. Menulis akan diterakan pada kertas atau layar elektronik. Siapa saja kapan saja bisa membacanya, bahkan jika penulisnya sudah tiada.

Berbicara hanya ditujukan kepada pendengar. Tulisan tidak akan pernah bisa hanya ditujukan kepada target pembaca saja. Siapa saja termasuk anak-anak di bawah umur bisa membaca tulisan kita.

Berbicara bisa diralat dengan segera, misalnya jika kita salah ucap kepada seorang teman, kita bisa dengan tulus minta maaf secara pribadi. Tulisan jika sudah dipublikasikan secara luas maka akan sangat sulit untuk diralat. Ibarat kata pepatah, ludah yang sudah dilepehkan tak dapat dijilat kembali.

Berbicara kadang asal sebut saja/asal nyeletuk/asal ceplos, menulis tidak bisa seperti itu. Banyak hal yang harus dipertimbangkan, antara lain hati, logika, dan etika.

Mengapa hati, logika, dan etika itu penting?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline