Lihat ke Halaman Asli

Wiselovehope

Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

Sumber Daya Manusia: Hal Penting yang Kerap Dilupakan Pemilik Usaha dan Atasan

Diperbarui: 29 November 2022   05:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi via Pixabay

Sebagai atasan atau pemilik usaha, berikut ini beberapa hal krusial mengenai tenaga kerja yang sering terlupa selain mengembangkan bisnis dan perusahaan Anda adalah sebagai berikut.

1. Pentingnya regenerasi lini karyawan atau karyawati. Tidak semua pekerja akan bersama perusahaan untuk seumur hidup mereka, apalagi jika sudah berumur, pasti kelak akan pensiun juga. Jika belum ada bawahan yang dipersiapkan sejak dini, sebaiknya segera rekrut selagi masih ada karyawan yang masih bisa menurunkan ilmu atau skill mereka kepada calon pengganti. Waktu satu bulan memberi training untuk pengganti saja (jika ada yang mengundurkan diri) mungkin juga belum cukup. Beberapa macam pekerjaan yang 'mudah tetapi sulit' memerlukan lebih dari sekadar training. Bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Ada baiknya jika di bawah para senior (berusia di atas 40-an hingga 50-an tahun), segera ada tenaga kerja baru fresh graduate atau lulusan berpotensi yang siap di-training sehingga jika sewaktu-waktu ada yang pensiun atau resign, tidak akan menjadi masalah bagi Anda.

2. Pentingnya melihat potensi terselubung karyawan atau karyawati yang multi talenta. Kadang karyawan atau karyawati Anda terpacak dengan hal-hal yang menjadi job desk mereka saja, padahal mereka mungkin punya hobi atau kebisaan di bidang lain yang Anda luput perhatikan. Barangkali ada pekerjaan lain yang bisa mereka lakukan, bisa menguntungkan perusahaan sekaligus menjadi nilai tambah bagi mereka dan Anda. Jika ada, berikanlah mereka peluang lebih untuk mengembangkan skill, dan jangan lupa berikanlah sekadar bonus atau uang lelah sebagai imbalan. Mereka akan merasa lebih senang dan berterima kasih.

3. Pentingnya untuk tidak hanya melihat tantangan, masalah, ide atau gagasan dari satu sisi saja. Kadang tak semua karyawan atau karyawati terbuka mengenai apa yang ada dalam benak mereka. Budaya Indonesia yang serba segan, malu dan ragu kadang membuat karyawan atau karyawati tak bisa atau tak merasa bebas mengekspresikan pendapat. Ada yang takut ditolak duluan, ada yang merasa segan atau sungkan, dan lain sebagainya.

Jadi, sebagai bos, atasan atau pemilik perusahaan, ada baiknya memanajemen karyawan dan karyawati sebagai partner dan aset terbaik perusahaan Anda secara baik agar kelangsungan perusahaan di masa yang akan datang lebih terjamin.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline