"Kesepian? Pengen curhat tapi ogah rahasia bocor? Mau pacaran tapi tanpa status? Ingin disapa sebelum tidur atau dipanggil untuk bangun pagi oleh 'Yayang?' Tertarik coba?"
Sleep Call Service 'mungkin' jawabannya.
Layanan ini sedang naik daun di antara anak muda dan kalangan jomlo yang 'kesepian'. Coba saja cari di Instagram dan media sosial lainnya, sepertinya sudah mulai banyak layanan sedemikian, bahkan ada agency dan talent-nya. Mungkin juga ada yang bersolo karier. Tertarik mencoba? Modal waktu, sabar, suara merdu, mungkin cukup.
Tarifnya yang murah hingga unjangkauable membuat calon konsumen memiliki banyak pilihan. Ada yang ala carte hingga paket lengkap, sudah seperti menu resto! Per telepon, per hari, per minggu, mungkin juga ada bulanan dan selanjutnya, tergantung kesepakatan.
Mulai dari ribuan Rupiah per telepon hingga ratusan atau mungkin bisa mencapai jutaan, banyak yang mengaku 'terbantu' dengan adanya jasa ini.
Yang merasa butuh tambahan pendapatan bisa coba lamar jadi talent alias pacar virtual yang bertugas menelepon atau hanya chat saja dengan klien. Lalu tugasnya cukup standby saja di jam/waktu yang klien inginkan, lalu telepon atau chat. Atau mendengar curcol klien, kisah cinta klien, dan semacamnya. Tentu saja harus profesional, keduanya tak boleh baper atau cinlok.
Konon banyak introver, lajang kesepian dan jomlo akut merasa terbantu dengan adanya layanan ini. Serasa punya pacar betulan, ada yang menemani. Lebih bersemangat, merasa punya sahabat baru dan lain-lain.
Sisi negatif atau minusnya juga ada, tentu. Yang pertama, selain bisa menyebabkan baper atau malah jatuh cinta betulan (jika misalnya klien benar-benar suka pada si talent, misalnya) penulis rasa bisa jadi kacau urusannya. Kedua, belum lagi jika kocek harus kebobolan akibat keasyikan menyewa jasa sleep call atau wake up call ini. Meski awalnya murah, tentu saja pengeluaran ekstra bagi si klien. Ketiga, tentu saja walau pertama-tamanya memberi benefit, sesungguhnya jenis jasa seperti ini hanya menipu diri sendiri serta hanya akan membawa klien pada kecanduan cara pergaulan yang semu dan kurang sehat dalam urusan sosial sesungguhnya.
Ingin mencoba atau tidak, semua tergantung keinginan dan pilihan Anda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H