Lihat ke Halaman Asli

Wiselovehope

Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

Perihal Nge-geng Klub Literasi: Satu Hobi Belum Tentu Satu Visi!

Diperbarui: 15 November 2022   05:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Geng Klub Literasi via Pixabay

Ilustrasi Taman via Pixabay

Alkisah, banyak orang berada di sebuah taman. Mereka sehobi, suka menikmati ketenangan dan kehijauan, keindahan bunga-bunga, hamparan rumput hijau. Akan tetapi setiba di sana, mereka tidak barengan. Semua malah 'berjalan sendiri-sendiri', melakukan kegiatan berbeda-beda.

Demikian pula orang-orang yang sehobi. Karena penulis dan beberapa teman senang menulis dan membaca di waktu senggang, dicontohkan di sini misalnya sama-sama berhobi literasi, membaca dan menulis.

Secara garis besar, seharusnya mereka semua sama-sama sehati, bukan, mencintai literasi dan literatur? Senang membaca dan menulis seperti Anda dan saya. Tetapi sayangnya, tidak semua pembaca dan penulis ternyata memiliki visi dan misi yang sama.

Karena itu, mudah terjadi 'sepertinya saya cocok bergabung di kelompok menulis ini' atau 'sepertinya saya bisa diterima di klub buku itu' namun ujung-ujungnya ada yang kemudian membuat kita merasa tidak cocok dengan seseorang di sana.

Karena itu penulis ingin menganjurkan agar kita tidak terlalu buru-buru percaya pada semua yang kelihatannya baik dan menyenangkan, karena...

1.  Tidak semua pembaca dan penulis memiliki harapan dan impian (visi dan misi) yang sama. Ada yang sungguh-sungguh mencari ilmu dan edukasi, ada yang hanya ingin mendapatkan hiburan semata-mata, ada juga yang berorientasi pada uang belaka.

2. Jika ada rekan penulis yang mungkin berharap banyak kepada satu kelompok (yang dianggapnya bisa membantu perjalanan menulisnya), barangkali jangan terlalu mudah percaya 100 persen dulu. Bisa jadi kelompok tersebut benar-benar para penulis yang benar-benar tulus ingin menulis, akan tetapi ada juga semata-mata 'hanya ingin mendapatkan keuntungan'. Misalnya dalam penerbitan buku antologi bersama atau penerbitan buku dengan publisher. Kita patut menerima kejelasan/transparansi harga percetakan serta bagaimana mekanisme pembayarannya. Kita sebagai penulis peserta berhak mendapatkan kejelasan hingga penawaran harga terbaik. Harga untuk penulis tentu lebih rendah, berbeda dengan harga jual untuk pembaca umum.

3. Jangan mudah berpihak atau mengiyakan pendapat penulis yang kelihatannya sudah senior, berpengalaman atau kelihatan lebih 'kuat'. Belum tentu ia 'seratus persen benar', bisa dipercaya dan dapat dijadikan panutan. Jika memang ia bijaksana dan baik hati, menjaga netralitas, tidak akan pelit ilmu, apalagi hanya hal-hal kecil lainnya.

Bagi penulis pemula maupun lama, ada baiknya kita tetap bisa mandiri dan memiliki pendirian sendiri. Intinya, nge-geng dalam literasi boleh-boleh saja (dalam arti positif), akan tetapi jangan terlalu fanatik atau militan. Mengiyakan apapun kata senior, atau tidak mau mengolah/mencerna terlebih dulu kata-kata mereka, main terima saja, misalnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline