Lihat ke Halaman Asli

Wiselovehope

Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

Bohong Putih: Yes or No?

Diperbarui: 14 November 2022   11:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi via Pixabay

Bohong putih alias white lie seakan-akan adalah lawan dari bohong hitam alias true lieBohong putih seakan-akan tidak dianggap sebagai perbuatan salah atau dosa karena berbagai alasan. Misalnya demi menjaga perasaan seseorang, karena tidak tega untuk jujur, karena (dia) masih anak kecil jadi tidak boleh diberi tahu hal yang sesungguhnya, dan lain-lain.

Di balik semua alasan tersebut, sesungguhnya bohong putih tidak juga bisa disebut 'benar' alias 'boleh dilakukan'. Mengapa?

1. Bohong putih adalah usaha menutup-nutupi kebenaran dengan cara 'membalut fakta' secara rapi. Yang namanya 'membalut fakta' selamanya akan tetap disebut menutup-nutupi, tak peduli seberapa apik dan ciamik. Jika suatu saat yang dibohongi tahu, mungkin akan kecewa karena tidak dipercaya untuk tahu.

2. Bohong putih tak bisa dilakukan kepada semua orang. Mungkin anak-anak kecil/berusia sangat muda masih bisa dibohongi 'dengan maksud baik', akan tetapi anak-anak yang lebih besar (remaja) mungkin takkan suka jika orang tua/orang dewasa menyembunyikan fakta sekecil apapun darinya.

3. Namanya bohong ya tetap bohong, label 'putih' takkan menjadikan derajatnya jadi lebih baik.

Jadi, bagaimana cara agar kita tak perlu berbohong?

1. Katakan fakta dengan kata-kata yang lebih sederhana dan tidak terlalu mengejutkan atau malah jadi menyeramkan.

2. Hindari pembicaraan dengan topik yang belum bisa dibagikan atau diajarkan kepada anak-anak kecil.

3. Usahakan agar kejujuran selalu dijunjung tinggi dalam keluarga, misalnya jika ada anak yang bersalah memecahkan gelas, daripada disembunyikan, lebih baik dididik agar mengaku, jangan langsung dihukum.

4. Tidak menutup-nutupi hal menyedihkan dengan hal lain, misalnya hanya demi menghibur saja. Bagaimanapun kelak akan ketahuan. Misalnya jika hewan peliharaan kucing keluarga sakit lalu mati, daripada berkata, "Si Pus sedang dibawa ke dokter." kepada anak-anak, kita bisa dengan lembut mengatakan, "Si Pus sudah berada di tempat yang jauh lebih baik, di mana ia sudah tidak merasa sakit lagi."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline