Kita ingin selalu memberikan yang terbaik dan jadi pahlawan untuk semua orang, akan tetapi seringkali lupa bahwa kita juga perlu dikasihi dan diperhatikan. Oleh siapa? Oleh diri kita sendiri!
Sebagai orang tua atau pekerja, kita memiliki segudang kewajiban tanpa putus-putusnya. Jika tidak dilakukan, ditunda, sepertinya kok ada yang salah. Kita juga khawatir jika akan dicela, dianggap malas atau cuek. Padahal perlu kita ketahui jika,
1. Tidak ada salahnya beristirahat. Tubuh kita bukan mesin atau robot. Cukupi waktu tidur antara 6-8 jam sehari sebisanya.
2. Sesekali berikanlah diri kita self reward alias penghargaan. Mungkin me time, healing (istilah kerennya) dan waktu luang. Contohnya seperti sesekali pergi jalan-jalan, membeli barang favorit, menikmati makanan-minuman yang diidamkan.
3. Tidak perlu khawatir pada pekerjaan. Jika ada hambatan atau keraguan, segera komunikasikan.
4. Berikanlah diri kita sendiri prioritas dan porsi. Misalnya, jika membelikan keluarga makanan, belikan diri kita juga sesuatu yang terpisah, jangan hanya berharap pada kelebihan atau malah hanya menunggu sisa-sisa saja.
Kadang kebaikhatian kita bisa merugikan diri sendiri. Jadi, jangan mau terus-menerus mengalah. Antara sok jadi pahlawan dan rela berkorban itu beda tipis, jadi kita harus sebisanya menang juga. Win-win solution tidaklah mustahil dilakukan asal kedua pihak bisa terpuaskan.
5. Self-love tidak berarti/tidak sama dengan egois, posesif atau mementingkan diri sendiri. Mencintai diri berarti berusaha menghargai diri kita dan usaha kita terlebih dahulu. Perasaan, kesehatan lahir batin, pemenuhan/pemulihan stamina kita juga termasuk di sini.
Jika bukan kita yang pertama-tama mencintai diri, lantas siapa lagi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H