Nama pena sering dianggap remeh oleh beberapa oknum penulis. What's in a name, apalah arti sebuah nama? Mungkin demikian anggapan mereka.
Sebenarnya nama sendiri juga boleh digunakan, nama pemberian orang tua kita juga pastinya sudah dari sananya sangat indah, bukan? Asal penulis 'rela' ditemukan di pencarian jagad maya dan data pribadinya mungkin akan dicari. Misalnya karena pembaca yang ngefans penasaran, nama asli si penulis di-search, lalu bisa diketahui semua yang lain tentangnya.
Ada juga penulis yang memiliki banyak nama pena atau malah ganti nama pena melulu. Sebenarnya boleh-boleh dan bebas-bebas saja, 'sih. Tak ada aturan pasti. Mungkin untuk menulis genre berbeda atau memberi warna lain dan kesegaran.
Ada baiknya kita memilih dan memiliki nama pena bukan sekadar untuk lucu-lucuan, apalagi jika asal-asalan.
Nama pena adalah nama yang kita gunakan sebagai alias, sebaiknya bukan untuk main-main atau juga incognito alias tak ingin dikenal.
Nama pena penting karena membawa serta visi dan misi. Apa yang ingin kita jadikan keinginan mulia bersama setiap tulisan kita?
Nama pena adalah bagian penting dari personal branding. Ingatlah bahwa pembaca perlu tahu dan ingat pada nama pena kita sebagai 'pembuat produk literasi'. Bukan hanya untuk 'dijual', akan tetapi dalam arti tetap, konsisten dan permanen. Bagaimana karya kita akan ditemukan dan dinilai pembaca. Lewat nama pena yang cukup baik/elok/unik dan mumpuni dalam bahasa apapun dan kata apapun, kita wujudkan citra kita.
Nama pena saya Wiselovehope. Wise, karena saya berusaha untuk berbuat bijak walau belum dan takkan bisa 100 persen, karena kebijaksanaan sempurna adalah milik Tuhan YME. Love, karena saya menulis dengan segenap hati dan sepenuh cinta. Hope, karena saya menulis dengan penuh harapan agar semua yang saya tuliskan menjadi berkat dan harapan bagi pembaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H