Lihat ke Halaman Asli

Wiselovehope aka Poetvocator

Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

Lupa Bayar? Jangan Main-Main dengan Utang!

Diperbarui: 3 November 2022   15:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi via Pixabay

Mengapa masalah tertunggaknya sebuah utang kadang lebih besar daripada sekadar jumlahnya yang tak seberapa? 

Sebenarnya utang-piutang hanyalah masalah lama dan topik yang tak segar, namun tak pernah ada solusi tepat dan cepat baginya. Bahkan penulis pernah mengalami sendiri, betapa karena masalah uang tak seberapa hubungan antara pemberi utang dengan yang meminjam jadi terasa kurang harmonis.

Berikut ini beberapa hal yang perlu si pemberi utang pahami dan lakukan:

1. Jangan terlalu mudah bersimpati. Kelemahan kita sebagai orang Indonesia yang ramah-tamah dan penuh toleransi, kadang kita terlalu baik hati dan percaya pada janji-janji manis calon pengutang. Mungkin karena ia 'orang berada' atau 'bukan tipe penunggak' atau 'selalu menepati janji' atau 'selama ini punya track record yang baik' maka kita rela-rela saja diutangi (lagi).

2. Jika yang bersangkutan belum pernah mengembalikan atau belum melunasi utang, sebaiknya jangan dipinjami lagi. Bukan bermaksud pelit atau tega, akan tetapi sebagai pembelajaran.


Sedangkan bagi si pengutang (penunggak), berikut nasihat penulis:

1. Anda telah menerima sejumlah uang atas dasar kepercayaan rekan atau keluarga Anda. Mungkin jumlahnya memang tak seberapa. Namun patut diingat, walau ia berhati murah atau sangat ikhlas seandainya Anda tak dapat melunasi utang, hendaknya Anda ingat dan berusaha melunasi walau sekecil apapun dan selama apapun cicilannya.

2. Hubungan baik antara manusia dan keluarga sesungguhnya jauh lebih penting daripada berapapun jumlah utang Anda. Jadi daripada kehilangan rasa simpati dan persahabatan apalagi kekeluargaan, segera selesaikan utang Anda.

3. Jangan biarkan keturunan dan anggota keluarga kita (anak, orang tua, suami atau istri) kelak menanggung utang dan masalah keuangan Anda, sekecil apapun itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline