Jadi penulis dan pembaca cerdas bukan berarti harus sudah sempurna ilmu pengetahuannya, berpendidikan tinggi maupun memahami ilmu bahasa dan sastra!
Penulis cerdas adalah:
1. Mereka yang suka membaca. Membaca adalah awal mula dari cinta pada literasi. Sama halnya seperti sebelum bisa berenang, harus nyemplung ke kolam dulu. Tidak suka air, takkan bisa berenang. Penulis yang mengaku tak suka baca sama saja dengan yang mengaku ahli selam tetapi membenci air.
2. Mereka yang terbuka pada perubahan akan tetapi tak sembarang ikut arus. Penulis yang hanya berorientasi pada uang dan asal ikut tren saja mungkin mendapat remunerasi, akan tetapi jika ia menulis tak sesuai panggilan hati, tentulah akan menyesal suatu hari nanti.
3. Mereka yang selalu menulis walau hanya beberapa belas kata sehari. Konsisten menulis adalah kunci.
Sedangkan pembaca cerdas adalah:
1. Mereka yang tak hanya menikmati yang itu-itu saja alias mainstream, beranilah coba membaca genre-genre baru. Misalnya awalnya calon pembaca yang penakut, sesekali bolehlah coba baca misteri atau horor, bisa jadi malah jatuh cinta dan keasyikan.
2. Pembaca yang tak hanya mengkritik pedas saja tanpa alasan jelas. Bila tak puas pada kisah seorang penulis, hendaklah sampaikan secara pribadi dan penuh kesantunan. Penulis akan merasa dihargai dan bisa memperbaiki mutu, mendapat ilmu.
3. Pembaca yang tidak asal klik apa saja yang terpajang di beranda novel online atau beli buku yang menghebohkan, viral atau best seller saja. Sebab kadang yang terbaik malah tersembunyi dan harus dicari terlebih dahulu.
Penulis yang karyanya layak baca bisa diketahui dari setiap kata dan kalimat yang ia ketikkan. Jadilah penulis dan pembaca cerdas!