Lihat ke Halaman Asli

Wiselovehope

Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

Jubah Hitam Seorang Janda (2)

Diperbarui: 1 Desember 2021   11:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

imgbin.com

Maryam hanya bisa tertegun, tak sepatah katapun terucap dari bibirnya yang gemetaran. Ia ingin menangis, ingin bertanya dimana kini Aisyah berada, apakah putrinya itu juga diculik atau malah terbunuh, sama seperti suaminya yang kini terbaring entah dimana.

"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un... Ya Allah, Hafiz! Kamu ada dimana? "

Mike tak dapat berkata apa-apa. Bahkan ia tak mampu mengucap 'turut berduka cita' atau 'turut berbela sungkawa' kepada rekan kerjanya itu. Lama baru terucap, "I'm so sorry for your loss!"

**********

Balon-balon kempis di ruang tamu masih belum disingkirkan. Semua masih seperti persiapan ulang tahun siang itu, seakan menunggu kepulangan Aisyah.

"Nak, dimana kau berada sekarang? Kemana Ibu harus mencarimu?" Monolog Maryam dalam sepi. Pandangannya kosong. Ia hampir tak bisa makan apa-apa maupun memejamkan mata. Rasanya sudah tak ingin lagi hidup. Semua terasa hampa.

Kejadian itu sudah berlalu beberapa hari lamanya.  Namun Maryam belum bisa melupakan semuanya. Tubuh Hafiz yang diselubungi beberapa lembar kain sarung dekil diletakkan orang-orang tak dikenal begitu saja di depan rumahnya, sebelum ia sempat bertanya, mereka sudah terburu-buru pergi entah kemana. Sepertinya mereka anti untuk berbela sungkawa dengan keluarga itu. Yang dahulu bertiga kini hanya tinggal Maryam, seorang janda. Putri mereka satu-satunya kini entah berada dimana! Komplit sudah penderitaan dan duka Maryam! Kepada siapa ia bisa mengadu atau melaporkan? Pihak yang berwajib? Dengan penampilannya yang serba tertutup ini, bisa-bisa ia disangka sebagai seseorang yang menyamar dan bermaksud kurang baik! Belum sempat berucap apa-apa, semua seakan memberinya label atau predikat tertentu!

Kembali teringat potongan kejadian di siang nahas itu.

"Tolong, tolong! Suami saya, Pak, Bu! Suami saya meninggal!"

"Astaga, Bu Maryam! Apa yang terjadi? Benarkah ini Pak Hafiz? Mengapa bisa begini?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline