Lihat ke Halaman Asli

Wiselovehope

Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

Ikatan Cinta: Emang Enak Cinta Diikat-ikat?

Diperbarui: 7 April 2021   14:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

edited, via dreamstime.com

Ikatan Cinta. Ikatan Suci. Ikatan.

Judul ini bukan ditulis untuk menyindir sinetron kegemaran ibu-ibu se-Indonesia yang menghebohkan itu ya, apalagi gegara kepengen viral.

Mari kita bicara jujur tentang istilah jadul tapi mantul, ikatan.

Mengapa banyak orang menikah sudah lama dan tampak  awet-awet saja tapi tiba-tiba tak ada angin tak ada hujan, kok masih bisa cerai? Karena dulu mereka 'mengikat' dan 'terikat'.

Ikat adalah kata yang mungkin terdengar baik pada awalnya. Artinya dijadikan satu, alias tak terpisahkan lagi.

Tapi kita sadar gak sih, mengikat adalah juga sesuatu yang bukan hanya untuk menguatkan, tapi juga memberi konotasi erat. Erat dalam arti terlalu kuat.

Hewan peliharaan selalu 'diikat' agar tak bisa hilang, kabur atau dicuri. Ada sensasi rasa takut dan kekhawatiran di sini.

Makanya mungkin ada yang jenuh lalu mencoba untuk pergi, alias cerai. Diikat itu sungguh tak nyaman, biarpun pakai rantai emas murni dan sangkar berlapis berlian.

'Rangkaikan-lah' cintamu, bukan 'ikatkan-lah cintamu'. Akan terasa lebih dekat, erat namun nyaman.

Apalah arti sebuah judul, tapi saya pribadi, walaupun kita mencoba setia pada pasangan hidup sampai mati, tak mau terikat pada waktu dan tempat, apalagi terikat erat-erat di sebuah tonggak seperti anabul kaki empat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline