Lihat ke Halaman Asli

Wiselovehope aka Poetvocator

Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

Panduan Menulis Novel: Awas Halu, Boleh Berangan, Keblinger Jangan!

Diperbarui: 26 Maret 2021   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

via Freepik.com

Sudah mencapai gelar penulis kontrak di Noveltoon adalah sesuatu yang cukup membanggakan, hanya saja saya masih harus banyak belajar menulis, karena sebenarnya pekerjaan yang berawal dari hobi dan bakat bukanlah sebuah mata pencaharian yang bisa menjadi penopang hidup utama. Setidaknya, ini hanyalah sebuah investasi kecil untuk masa depan.

Di sini saya hendak membahas beberapa novel dari sesama teman penulis yang saya jumpai, sebab bukan hanya menulis, di waktu luang saya juga  menyempatkan diri membaca, walau hanya silent reader atau like for like.

Tapi bila ada yang serius saya suka, akan selalu saya baca, walaupun kadang saya juga bosanan. Sebenarnya membaca pun adalah sebuah kewajiban bagi penulis, karena itu marilah kita lebih sering lagi membaca karya orisinal yang bermutu.

Sayangnya tak semua novel, walaupun populer dan mainstream, masuk dalam kategori bacaan favorit saya. Apalagi terhadap novel-novel yang berhalusinasi, halu istilah kekiniannya. Novel seperti ini sangat mudah ditemui karena sedang panas-panasnya musim nonton Drama Korea maupun booming K-pop dimana artis-artis dan aktor-aktrisnya super cantik atau super tampan dengan dandanannya yang unik-unik.

Lucunya dan juga ironisnya, sangat banyak penggemar yang kemudian juga menjadi penulis seperti saya, yang terinspirasi oleh kecantikan Lisa Blackpink dan ketampanan Jungkook BTS (misalnya) lalu menjodohkan mereka di (maaf) ranjang atau di hotel. Juga tentunya masih banyak pasangan-pasangan lainnya yang belum tentu saling menyukai atau nyambung di real life mereka tapi dibuatkan cerita yang ngelantur kemana-mana tak jelas juntrungannya. 

Menurut pendapat paling rendah hati dari saya, ini bukannya hal yang tidak kreatif atau dilarang, tetapi alangkah lebih baiknya bila kita menulis dengan tokoh-tokoh yang lebih orisinal agar kita tak sekedar menjadi fans yang berhalusinasi. Imajinasi tinggi boleh-boleh saja, tapi berfantasi yang tidak-tidak sebenarnya hanyalah perwujudan dari sesuatu yang tak kesampaian. Lalu akan menjadikan kita kehilangan identitas, orisinalitas dan kekuatan.

Akan jauh lebih baik bila kita menggunakan tokoh yang sederhana saja. Seperti halnya kehidupan sehari-hari, dimana kita masih bisa menggali begitu banyak ide dari apa yang kita alami. Jadi, janganlah membatasi diri dengan apa yang menjadi trend. Jadilah diri sendiri dalam menulis. Seperti salah satu penulis sahabat saya Pak Ikhwanul Halim bilang, cari ceruk kita sendiri.

Salam, Wiselovehope.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline