Selama ini kita sering dengar, "Cari pasangan atau jodoh itu yang penting hatinya, bukan wajahnya, bodinya, atau fisiknya. Yang penting hatinya baik, dari keluarga baik-baik, orangnya gak macem-macem, gak gila harta, gak aneh-aneh."
Di sini saya ingin saya tegaskan, pernyataan itu benar. Tapi gak 100 persen benar! Kok bisa?
Izinkan saya beri ilustrasi dari kisah nyata sahabat-sahabat real life saya. Pasangan A dan B dua-duanya tak berfisik sempurna alias prianya biasa saja, wanitanya biasa saja. Mereka bukan orang kaya. Tapi mereka baik, alias hatinya mulia. Keduanya saling mencintai secara luar dalam, alias tak perduli apa kata orang.
Pasangan C dan D sangat cantik dan tampan, (mungkin) hati dan kepribadian mereka pun dasarnya baik, dan si pria bahkan termasuk orang yang mampu, bila tak ingin disebut kaya-raya.
Pasangan E dan F juga berbadan subur dan tinggi besar, kata orang, pasangan ideal, couple goals, secara keuangan cukup stabil, serta menjalin hubungan dari masa SMP mereka.
Setelah sebelas tahun menikah, pasangan A dan B memiliki 2 anak, dan hidup bahagia sampai saat ini. Tapi apa yang terjadi pada pasangan CD dan EF ? Kabar terakhir, mereka berpisah.
Jadi, apakah hati yang baik saja sudah cukup untuk menjamin bahwa hubungan cinta akan bertahan lama, bahkan untuk seumur hidup?
Mencintai fisik pasangan kita apa adanya juga adalah elemen terpenting dalam pernikahan. Bukan karena ia cantik atau tampan. Tetapi apapun kata orang tentang dia, selama kita mencintainya, tak jadi masalah.
Biarpun kata orang dia tak cocok untuk kita. Misalnya dia kurang cantik, kurang ganteng, terlalu tinggi, terlalu pendek, kurang seksi. Semua itu bukan jaminan masa depan, sebab wajah dan tubuh yang kita suka, hanya kita yang tahu bagaimana dan seperti apa.
Jadi, pernyataan bahwa hati itu penting, benar adanya, amin, tapi fisik tetap penting juga. Walau fisik itu berubah dimakan usia.