Lihat ke Halaman Asli

Wiselovehope

Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

(18+) Honey to the Moon: Di Dalam Sebuah Gua...

Diperbarui: 3 Februari 2021   08:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi Karya @wiselovehope

"Baju kita basah kuyup." Joy dan Rey setelah mandi, baru sadar kalau baju pasangan penjelajah mereka yang mirip seragam pramuka itu tadi bekas terendam lumpur hutan cokelat tebal. Mereka sudah mencucinya di danau, tapi kini tak punya gantinya. Menunggu kering, masih sangat lama. Mungkin besok baru bisa dipakai kembali!

Syukurlah, di pulau Cinta ini mereka seperti Adam dan Hawa, hanya sepasang manusia berdua saja bersama hewan-hewan hutan atau pantai, dan sesekali juga masih ada hewan pengganggu. Hanya saja, nggak mungkin juga terus tak berbaju, 'bahaya' juga dong, walau mereka sudah halal jadi pasangan.

"Di tas ranselku ada handuk kecil dan handuk besar. Ambillah yang besar, Joy. Aku cukup yang kecil saja." Rey membuka ransel petualang anti airnya.

Dikenakannya sehelai handuk putih yang cukup untuk melingkari pinggangnya, sementara Joy buru-buru membentuk handuknya menjadi kemben yang pas menutup dada hingga setengah paha. Uh, syukurlah, cowok yang ada di sini sudah jadi suaminya, kalau tidak, walau imut tapi berbahaya banget.

"Eh, jangan lihatin aku terus, Sayang.." Joy merasa mata Rey yang sipit menggemaskan itu diam-diam masih iseng menjelajahi tubuhnya seolah mencari 'celah'.

"Ha ha ha, maaf.. Kamu pas berhanduk begitu menggoda banget. Susah betul bagiku yang walau sudah jadi suamimu, untuk gak melirikmu." aku Rey dengan suara rendahnya yang selalu membuat Joy merinding.

"Idihh.. yuk, kita cari jalan pulang dari sini ke pondok."

Mereka baru hendak berkemas melipat baju basah, saat menyadari, hari sudah hampir malam dan hutan-danau pulau Cinta mulai terselubung kabut putih tipis, yang semakin lama semakin tebal.

"Joy, sepertinya kita gak bisa kembali ke pondok." Rey berdeham.

"I, i, iya, nanti nyasar di hutan, kemalaman lagi.. Walau di pulau in hanya ada kita berdua, gawat juga,..."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline