Lihat ke Halaman Asli

Wiselovehope

Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

The Prince & I (7): Sang Pangeran & Aku (preview)

Diperbarui: 22 Maret 2021   12:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi pribadi karya @wiselovehope

"Aku suka kamu. Tunggu aku, Joy. Pasti aku akan ke sana. Jangan kemana-mana. Tetap semangat dan good luck untuk ujian akhirmu."

Setelah si pemuda pelarian Rey dan si gadis tomboy Joy sama-sama tahu perasaan suka masing-masing, satu ganjalan terbesar dalam hati seakan lenyap. Joy jadi lebih bersemangat menghadapi tugas akhir kuliahnya di bulan A, dan Rey pun tak lagi cemas saat harus rela menunggu hingga Joy dinyatakan lulus.

Dan waktu yang berlalu ia habiskan melamunkan bagaimana seandainya Joy tahu, ia siapa. Apakah Joy tipe cewek yang senang bila tahu gebetannya seorang pangeran sungguhan, atau malah marah-marah karena Rey tak berterus terang.

Aww, kelak jadi putri? Minum teh bersama di taman, duduk dikipasi dayang-dayang, pesta dansa? - demikian dibayangkan Rey bila Joy sampai tahu dirinya seorang putra mahkota. dan jawabannya entah, "Yay! Lucu benar. Asyik! Impian masa kecil banget, bisa jadi putri." atau "Nay, pakai gaun? Sehari-hari celana panjang butut dan t-shirt kebesaran, terus pakai gaun? Ogah ah.."

Aku bukan pangeran tampan yang naik kuda putih, berjubah berkilauan dengan pedang terhunus, dan biasa duduk manis di atas tahta. Rasanya hanya seragam kerajaan biasa, sama seperti yang dikenakan teman-temanku, Yin dan Yang, semua bangsawan muda lainnya, yang sehari-hari kugunakan dahulu. Bukan jubah kebesaran dan mahkota seperti di film-film kartun animasi Disni. Malah kini, tungganganku hanya kuda besi pemberian Raja Evertonia. Ayah kandungku. Kurasa beliau pun sudah pelan-pelan melupakanku. Hah, ayah. Tak ingin kuingat lagi masa laluku, termasuk ayahku!

Ia tak sayang padaku!

Buktinya, selama bertahun-tahun, tak ada agen rahasia Evertonia mencariku. Entah mereka belum berhasil, atau pencarian terhadapku sudah dihentikan. Dan Rey masih aman, setidaknya sampai saat ini. Entah sampai kapan. Yang jelas, aku takkan pernah pulang! Bila bisa, untuk selamanya. Apalagi, setelah ada Joy. Aku ingin menetap di sini, lulus kuliah juga, bekerja, berkeluarga!

Kembali pada Joy. Membayangkan akan bertemu langsung dengan cowok yang ia rindukan, orang yang paling asyik diajak tertawa bareng, yang mengisi malam-malamnya dengan senyum, yang jadi hadiah terindahnya di malam ulang tahunnya, seakan menjadi pengisi waktunya sebelum ujian selain belajar dan menyusun materi terakhir di hari-hari jelang sidang TA-nya.

Sebenarnya, cinta pertamaku pun bukan si cowok yang mirip orang Jepang itu. Bukan Kyo. Tetapi cowok berkostum pangeran di karnaval atau parade taman hiburan Fantasy World, di pertengahan 1980-an, yang ia kunjungi bersama papa. Cowok bule Pangeran Tampan yang jadi pasangan Cinder Ella. Walau aku tak begitu ingin jadi Cinder Ella.

Tapi ide itu boleh juga. Seandainya Rey jadi Pangeran Tampan. Ups. Bertemu saja belum. Sabar, sabar. Dan hari hari berlalu begitu cepat bagi keduanya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline