Melonjaknya harga minyak goreng sejak ramadan lalu, kini minyak goreng masih menjadi bulan-bulanan produk sembako utama paling di cari setelah beras di berbagai pasar tradisional maupun swalayan. Terdapat dua jenis minyak goreng yang sering di gunakan, yaitu curah dan kemasan.
Apa perbedaan dari keduanya?
Minyak goreng curah terbuat dari kelapa sawit yang disaring hanya satu kali saja, sedangkan minyak goreng kemasan melalui proses penyaringan sebanyak dua hingga tiga kali. Dilihat dari segi pendistribusian nya, minyak goreng curah dikemas dalam drum besar dan hanya menggunakan plastik biasa saja yang tidak dapat dijamin kebersihannya, sedangkan minyak goreng kemasan dikemas langsung di pabrik dengan menggunakan kemasan plastik yang jauh lebih tebal dan botol yang lebih higenis.
Namun, pertanyaan yang sering muncul adalah apakah minyak goreng curah aman untuk dikonsumsi dalam jangka panjang?
Ada banyak mitos yang beredar seputar minyak goreng curah, yuk cari tau!
Mitos 1: Minyak goreng curah memiliki kualitas yang sama dengan minyak kemasan.
Faktanya, minyak goreng curah sering kali memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan minyak goreng kemasan yang lebih terjamin kebersihannya.
Minyak goreng curah sering digunakan berulang kali dan rentan terhadap kontaminasi oleh partikel makanan, air, dan bahan-bahan lain yang dapat membahayakan kesehatan kita. Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan sumber dan kebersihan minyak goreng yang akan digunakan. Walaupun harga beda tipis, lebih baik pilihlah minyak goreng yang sudah jelas kualitasnya.
Mitos 2: Menggoreng menggunakan minyak goreng curah lebih murah dan lebih baik.
Ada anggapan bahwa minyak goreng curah lebih hemat dan memberikan hasil masakan yang lebih enak. Apa benar?